PEMERINTAH
KABUPATEN LEMBATA
DINAS
PENDIDIKAN KEPEMUDAAN DAN OLAHRAGA
SMP
NEGERI 5 LEBATUKAN
MODUL
BELAJAR
KELAS
VII
SEMESTER
GENAP
BAB IV MENGEMBANGKAN DIRI
MELALUI PERGAULAN
Pada bab 3 pembelajaran di semester ganjil, telah kita ketahui bagaimana
pengaruh lingkungan keluarga, sekolah, Gereja dan masyarakat bagi perkembangan
seseorang. Di bab keempat ini kita akan mempelajari materi : Mengembangkan Diri
melalui Pergaulan, dan materi ini akan dibahas dalam 3 Sub Pokok Bahasan yaitu:
Berteman, Bersahabat dan Berpacaran
A.
Kompetensi Dasar
1.6
Bersyukur atas peran teman terhadap perkembangan
dirinya
2.6
Peduli pada peran teman terhadap perkembangan
dirinya
3.6
Memahami
peran teman terhadap perkembangan
dirinya.
4.6 Melakukan aktivitas
(misalnya menyusun
doa/ puisi/ refleksi) yang mengungkapkan rasa syukur atas peran teman terhadap perkembangan dirinya
Setelah mengikuti serangkaian
kegiatan pembelajaran, peserta didik diharapkan mampu:
1. Menjelaskan
arti berteman.
2. Menyebutkan
manfaat berteman.
3. Menyebutkan
faktor-faktor pendukung dan penghambat dalam berteman.
4. Menjelaskan
sikap-sikap yang dibutuhkan dalan berteman, khususnya berdasarkan teks Fil 2:4.
5. Menuliskan
niat untuk menjadi teman yang baik.
Materi
a.
Arti Berteman
Berteman
memiliki arti: sebagai hubungan atau relasi, dimana terjadi antara dua orang atau lebih, baik itu seorang anak laki-laki dengan lawan jenisnya maupun dengan
sejenisnya yang mempunyai tujuan untuk bersosialisasi ataupun untuk mencapai sesuatu yang mau dicapai bersama.
Dalam membina hubungan pertemanan hendaknya dihindari sikap-sikap sebagai
berikut:
Ø Memilih
teman berdasarkan kesamaan hobi/minat
Ø Memanfaatkan
teman
Ø Berteman
hanya untuk mencari keuntungan pribadi
Dalam suratnya kepada
jemaat di Filipi Paulus menegaskan: “Janganlah tiap-tiap orang mengutamakan
kepentingannya sendiri, tetapi kepentingan orang lain juga”. Hal ini menuntut
sikap yang terbuka, jujur, dan saling percaya.
b. Manfaat
Berteman
Dalam
menjalankan hubungan berteman tentu ada manfaatnya diantaranya:
1.
Mendapatkan perhatian, dukungan
2.
Berkat
perhatian, dukungan orang lain (teman, keluarga) memberi semangat dan peneguhan
sehingga hidup semakin berarti.
3.
Dapat memupuk persaudaran kasih dan peduli
terhadap orang lain
c. Faktor
pendukung dan penghambat dalam berteman
Dalam
membina hubungan pertemanan tentu ada faktor pendukung dan penghambat;
Faktor
pendukung dalam berteman yakni: kesediaan pribadi untuk membuka diri terhadap orang lain, mampu memulai komunikasi/
memiliki kemampuan yang komunikatif,
perhatian, peduli, ramah, sopan, supel, mendapat perhatian yang cukup dari keluarga dan teman. Adapun
faktor penghambat dalam berteman yakni: menutup
diri, tidak peduli, tidak perhatian, egois, tidak peka, pilih-pilih teman,
tidak mendapat perhatian yang cukup dari keluarga dan teman.
d. Sikap
yang dibutuhkan dalam berteman sesuai teks Fil. 2:4
Dalam
membina hubungan pertemanan hendaknya dihindari sikap-sikap sebagai berikut:
Ø Memilih
teman berdasarkan kesamaan hobi/minat
Ø Memanfaatkan
teman
Ø Berteman
hanya untuk mencari keuntungan pribadi
Dalam suratnya kepada
jemaat di Filipi 2:4 Paulus menegaskan:
“Janganlah tiap-tiap orang mengutamakan kepentingannya sendiri, tetapi
kepentingan orang lain juga”. Hal ini menuntut sikap yang terbuka, jujur, dan
saling percaya. Bagilah kegembiraan bersama teman dengan sikap yang sopan,
ramah, menghargai, memahami, toleran, jujur, rendah hati, murah senyum, tidak
egois, suka membantu dll. Pupuklah semangat kebersamaan, mengajak teman untuk
ke Gereja dan berdoa bersama, juga makan bersama, rekreasi, olahraga dan
belajar secara bersama.
e. Niat-niat
dalam berteman yang baik
Tanamkan
dalam diri niat untuk selalu menjadi orang baik yang mampu berteman dengan
siapa saja. Mulailah bersikap peduli/simpatik, suka berbuat baik, menghargai
orang lain, berkata sopan, tidak melukai perasaan teman, suka membantu tanpa
pamrih.
Latihan Bacalah
keseluruhan teks Fil 2:1-8 dan temukan hal-hal apa saja yang menjadi dasar
dalam membina hubungan pertemanan selain yang tertulis di dalam Fil 2:4
Tulislah dalam buku latihan kalian
B. BERSAHABAT
Kompetensi Dasar
1.6
Bersyukur atas peran teman terhadap perkembangan
dirinya
2.6
Peduli pada peran teman terhadap perkembangan
dirinya
3.6
Memahami
peran teman terhadap perkembangan
dirinya.
Tujuan Pembelajaran
Setelah mengikuti serangkaian kegiatan pembelajaran, peserta didik diharapkan mampu:
1. Menjelaskan
arti bersahabat.
2. Menyebutkan
manfaat bersahabat.
3. Menyebutkan
faktor-faktor pendukung dan penghambat persahabatan.
4. Menjelaskan
arti sahabat sejati berdasarkan Kitab Suci 1Sam 18:1-4
Sahabat
dapat dipahami sebagai teman baik. Hubungan pertemanan yang baik dan intensif,
dapat meningkat ke hubungan persahabatan. Dengan begitu maka relasi atau
hubungan antara teman tak sebanding dengan hubungan sebagai sahabat.
a. Arti
Sahabat
Persahabatan
dapat diartikan sebagai: hubungan akrab dan mendalam antara dua orang yang
berteman atau lebih, yang ditandai dengan keterbukaan, kejujuran dan
kepercayaan. Pada intinya seorang sahabat adalah seorang yang setia menemani
dalam suka dan duka, saling menguntungkan
dan mengembangkan.
b. Manfat
Bersahabat
Adapun
manfaat dalam persahabatan adalah saling melengkapi, saling menyempurnakan,
saling meneguhkan, menguatkan, mengembangkan dan berbagi suka maupun duka.
c. Faktor
pendukung dan penghambat persahabatan
Faktor
yang mendukung persahabatan: kematangan psikologis, terbuka, jujur, mandiri,
saling mengembirakan, perhatian, tulus membantu, tidak ada keinginan memiliki,
tulus mengasihi, ramah, santun, relah berkorban tanpa pamrih, memahami, setia
dan tidak egois.
Sedangkan
faktor penghambat persahabatan : egois, mementingkan diri sendiri, tidak setia,
tidak jujur dll.
d. Arti
Sahabat menurut 1Sam 18:1-4
Latihan Hal
apa saja yang dapat kamu petik dari cerita perahabatan Yonatan dan Daud
yang dapat diterapkan dalam hidupmu? Tulislah dalam buku latihan kalian
C.
BERPACARAN
1.6
Bersyukur atas peran teman terhadap perkembangan
dirinya
2.6
Peduli pada peran teman terhadap perkembangan
dirinya
3.6
Memahami
peran teman terhadap perkembangan
dirinya.
4.6 Melakukan aktivitas
(misalnya menyusun
doa/ puisi/ refleksi) yang mengungkapkan rasa syukur atas peran teman terhadap perkembangan dirinya
Tujuan Pembelajaran
Setelah mengikuti serangkaian
kegiatan pembelajaran, peserta didik diharapkan mampu:
1. Menjelaskan
arti dan manfaat pacaran.
2. Menjelaskan
tahap-tahap ketertarikan seseorang terhadap lawan jenisnya.
3. Menyebutkan
tujuan berpacaran
4.
Materi
a. Arti dan Manfaat Pacaran
Pacaran memiliki arti:
Hubungan atau relasi dalam sebuah pertemanan antara dua orang yang berlawanan
jenis kelamin yang mengarah hubungan yang khusus. Juga dapat disebut sebagai
suatu kesempatan untuk mengenal kelebihan dan kekurangan masing-masing.
Manfaat adalah: saling
mengenal kepribadian dan menyesuaikan diri.
b. Tahap-tahap ketertarikan seseorang terhadap
lawan jenisnya
Di masa anak-anak:
seorang berteman dengan siapa saja, tanpa perasaan apa pun. Memasuki masa
remaja: seseorang masih berteman dengan siapa saja, namun muncul ketertarikan
terhadap lawan jenisnya. Bahkan mulai menjalin pertemanan secara khusus, yang
disebut pacaran namun biasanya disebut cinta monyet. Memasuki masa dewasa:
seseorang mulai mengarahkan masa pacaran ke hidup berkeluarga.
c. Tujuan Pacaran
Pacaran memiliki tujuan: saling mengenal
kepribadian (baik/buruk), mengenal keluarga masing-masing, pendidikan dan
pekerjaan, mengenal hobinya, cara berpikir, keahliannya, dan cara menyelesaikan
konflik.
d. Norma Berpacaran
Dalam berpacaran dikenal dua model pacaran:
ü Pacaran Sehat: Pacaran sehat, memandang atau
tertarik pada seseorang bukan pada keunggulan fisik cantik, tampan, cerdas dan
kaya tetapi melihat seseorang dari keramahtamaan, sopan, hormat dan selalu
menjunjung tinggi norma dan kesulilaan
ü Pacaran tidak sehat: memandang seseorang dari
lekukan tubuh yang sexi, pakaian mini, berlaku tidak sopan dan melupakan nilai
dan norma kesusilaan.
BAB V MENELADANI KARAKTER DAN
SIKAP YESUS
Dalam
hidup, kita seringkali membutuhkan seseorang yang dapat dijadikan model untuk
memperkembangkan diri. Tidak mudah menemukan seseorang untuk dijadikan model.
Seseorang dapat dijadikan model biasanya karena orang itu mengagumkan, ia
memperlihatkan hal-hal yang luar biasa bukan terutama sebatas apa yang
dikatakannya, melainkan keteladanan nyata dalam tindakannya. Bagi orang
Katolik, model yang patut diteladani adalah Pribadi Yesus Kristus. Meneladani
Yesus tidaklah hanya berarti mengetahui apa yang dilakukan Yesus, tetapi
terutama kesediaan dan keberaniaan melakukan yang sama. Itulah yang secara
tegas diinginkan Yesus sebagaimana dikatakan dalam Yohanes 13:35 “Dengan
demikian semua orang akan tahu, bahwa kamu adalah murid-murid-Ku, yaitu jikalau
kamu saling mengasihi.” Pada dasarnya
seluruh hidup Yesus Kristus patut diteladani. Tetapi pada bab ini kamu akan
mendalami serta menggeluti beberapa sikap dan sifat Yesus yang menjadi
teladanmu dalam mengembangkan diri. Beberapa teladan tersebut akan diuraikan
dalam pelajaran, yaitu sebagai berikut:
A. Yesus Sang Pendoa
B. Yesus yang Berbelas Kasih
C. Yesus Sang Pengampun
D. Yesus Pejuang Kesetaraan Gender
E.
Yesus Peduli terhadap Penderitaan Sesama
A.
1.7. Beriman akan Yesus yang telah mengajarkan
sifat dan sikap yang baik.
2.7. Jujur dalam meneladani berbagai sifat dan sikap
Yesus Kristus.
3.7. Memahami berbagai sifat dan sikap Yesus Kristus yang
patut diteladani.
4.7. Merencanakan
aktivitas/ kegiatan sebagai perwujudan meneladan berbagai sifat dan sikap Yesus
Kristus dalam kehidupan sehari-hari.
Tujuan Pembelajaran:
Setelah melakukan proses pembelajaran siswa
diharapkan mampu:
1.
Menjelaskan alasan orang berdoa.
2.
Menjelaskan isi doa pada umumnya.
3. Menyebutkan sikap-sikap berdoa seperti yang
diajarkan oleh Yesus.
4. Meneladan sikap berdoa yang diajarkan Yesus
berdasarkan Kitab Suci (Matius 6:5-15).
5. Mengembangkan hidup doa dalam hidup
sehari-hari.
a. Alasan
orang berdoa
Doa sering dimengerti sebagai:
·
Suatu sarana komunikasi antara manusia
dengan Allah yang seharusnya melibatkan peran kedua belah pihak, baik manusia
maupun Allah sendiri.
·
Sarana untuk memohon sesuatu yang dalam
praktek hidup sehari-hari, doa permohonan yang diajukan orang cenderung
berharap Allah akan mendengar seluruh harapan manusia dan memahami segala
kesulitan/persoalan yang dihadapi manusia.
Namun
doa yang benar adalah: doa yang
harus membiarkan Allah berbicara kepada manusia, dan lewat doa, seseorang
diharapkan lebih mampu mendengarkan kebenaran hidup batin yang lebih mendalam.
b. Isi
Doa
Doa yang baik memuat:
o
Sapaan (Ya Allah Bapa Yang Maha Kuasa)
o
Ungkapan syukur (puji dan syukur kami
haturkan atas .. (sesuikan dengan situasi)
o
Permohonan (kami mohon)
o
Penutup
(demi pengantaran Kristus Tuhan kami)
c. Sikap-sikap
berdoa yang diajarkan oleh Yesus
·
Berdoa di tempat yang tersembunyi dan
tidak dilihat orang
·
Menyerahkan suka duka ke hadapan Allah
·
Doa menguduskan hari bagi Tuhan
·
Doa, merefleksikan kerja dan hidup
d. Teladan
sikap berdoa Yesus Mat 6:5-15
Yesus pribadi yang suka berdoa. Seluruh hidup dan
karyaNya dihayati dalam kesatuan dengan Allah Bapa. Dapat juga dikatakan
sebagai seorang pendoa, Yesus melihat hidupNya sendiri adalah suatu doa yang dipersembahkan
kepada bapaNya (Mat 6:5-15)
Yesus mengajarkan doa yang penuh dengan sikap:
·
Doa yang penuh penyerahan,
·
cinta kasih,
·
keadilan
·
pengampunan
e. Mengemban
doa dalam hidup sehari-hari
Sesuai dengan ajaran Yesus: Doa sebagai penghormatan
terhadap kekudusan hari Tuhan, maka sudah sepantas sebagai umat beriman rajin
ke Gereja mengikuti ibadat maupun perayaan Ekaristi merupakan cara yang tepat
dalam mengemban doa dalam hidup sehari-hari. Selain doa bersama di KBG dan
Gereja, doa juga merupakan bagian yang tak terpisahkan untuk menyampaikan
ungkapan syukur atas kerja dan rahmat kehidupan yang telah dilalui dalam
hari-hari hidup ini. Maka sudah sepantasnya, sebelum memulai dan mengakiri
sebuah hari, kegiatan apa saja tetap berdoa kepada Allah untuk perlindunganNya
bagi kita.
Latihan Tuliskan
sebuah doa sebagai ungkapan syukur atas anugerah Allah bagimu dan
keluargamu melewati tahun yang lama dan permohonan untuk tahun yang baru
menggunakan struktur doa yang telah dipelajari (sapaan, syukur, permohonan dan penutup di buku latihanmu
B.
YESUS
YANG BERBELAS KASIH
Kompetensi Dasar
1.7. Beriman akan Yesus yang telah mengajarkan
sifat dan sikap yang baik.
2.7. Jujur dalam meneladani berbagai sifat dan sikap
Yesus Kristus.
3.7. Memahami berbagai sifat dan sikap Yesus Kristus yang
patut diteladani.
4.7. Merencanakan
aktivitas/ kegiatan sebagai perwujudan meneladan berbagai sifat dan sikap Yesus
Kristus dalam kehidupan sehari-hari.
Setelah
melakukan pembelajaran siswa diharapkan mampu:
1. Menjelaskan arti belas kasih
2. Memiliki sikap bela kasih dalam hidup
sehari-hari.
3. Menjelaskan sikap seharusnya sebagai orang
kristiani terhadap orang yang berbuat jahat kepada kita berdasarkan Kitab Suci
(Luk 7:11-17).
4. Meneladan sikap hidup Yesus yang penuh
belas kasih dalam hidup sehari-hari berdasar Lukas 7:11-17.
Materi
a.
Arti
Belas Kasih
Kata Belas Kasih memiliki pengertian sebagai
berikut:
Belas artinya:
Perasaan iba atau sedih melihat orang lain menderita
Kasihan artinya: rasa iba atau rasa belas kasihan
Belas kasih artinya : sikap dasar manusia yang
tergerak hatinya karena rasa kasihan atau perasaan iba untuk membantu dan
menolong sesama, baik yang menderita atau yang membutuhkan bantuan
Sikap belas kasih adalah : sikap belarasa, merasakan
penderitaan orang lain sebagai penderitaan dirinya.
b.
Sikap
Belas Kasih Dalam Hidup Sehari-Hari
Belas kasih bukan terutama menyangkut besar atau
kecilnya bantuan yang diberikan. Bantuan yang besar tentu baik, tetapi hal yang
terpenting adalah dalam sikap belas kasih adalah sikap belarasa. Kenyataan
menunjukkan bahwa tidak semua orang kaya mempunyai sikap belas kasih,
sebaliknya orang-orang miskin dan sederhana yang memiliki kepedulian dan
berbelas kasih terhadap sesamanya, terutama yang lebih menderita dari diirinya.
Setiap orang tentunya memiliki tujuan berbelas kasih
yang berbeda-beda. Sebagian orang berbelas kasih karena memang benar-benar
ingin membantu sesamanya yang membutuhkan dengan tulus hati atau tanpa pamrih,
sebagian lagi orang menolong bukan dengan tulus tetapi ingin mendapatkan
pengakuan dimasyarakat atau pujian.
c.
Sikap
Orang Kristen Terhadap Orang Yang Berbuat Jahat (Luk 7:11-17)
Di dalam injil Lukas 7:11-17, tindakan Yesus membangkitkan orang mati menjadi tanda:
·
Allah berbelas kasih dan peduli terhadap
situasi manusia
·
Allah senantiasa melawat umatNya
·
Kabar yang memberi keselamatan dan
kehidupan
Jika Allah saja mampu berbelas kasih dan peduli
terhadap situasi manusia maka sudah seharusnya manusia berbuat demikian
terhadap sesama. Allah yang mau dating dan melawat manusia dalam perbedaan
ruang dan waktu maka manusia sudah sepantasnya saling melawat, dan saling
menolong untuk memberikan keselamatan dan kehidupan bagi sesamanya.
d.
Teladan
Sikap Yesus dalam Kehidupan Sehari-hari (Luk 7:11-17)
Bagi orang Yahudi pada zaman Yesus, kemalangan,
penderitaan dan kematian (apa lagi di usia muda) dipandang sebagai hukuman dari
Allah atas dosa-dosanya. Tetapi Yesus tidak terbawa pandangan itu, sebaliknya
Yesus mewartakan kerahiman Allah yakni, Allah yang peduli dan berbelarasa
kepada orang yang tertimpa kemalangan, penderitaan dan putus harapan.
Alasan mengapa Yesus berbelas kasih adalah:
·
Allah melihat kesengsaraan manusia
·
Kesengsaraan itu memuncak dalam
kematian, keadaan inilah yang hendak disembuhkan oleh Allah
·
Kebangkitan dari kematian merupakan
karya penyelamatan Allah
·
Kebangkitan dari kematian adalah hal
yang dialami manusia sesuai kedatangan Yesus Kristus, Sang Kebangkitan dan
Sumber Kebangkitan Hidup.
Beberapa
mukjizat dan pewartaan yang dilakukan Yesus sebagai bentuk wujud belas kasihNya
terhadap manusia:
·
Membangkitkan Lazarus (Yoh. 11:33-44)
·
Orang Zamaria yang baik hati (Luk
10:25-37)
·
Berbelas kasih terhadap banyak orang
(Mat 9:35-37)
·
Yesus membangkitkan anak muda di Nain
(Luk 7:11-17)
·
Yesus Menyembuhkan Dua Orang Buta (Mat
20:34)
Latihan Tuliskan
teladan belas kasih yang kamu peroleh dari pewartaan dan mukjizat dari
Yesus, menggunakan bahasamu sendiri dalam buku latihamu
C.
Kompetensi Dasar
1.7.
Beriman akan Yesus yang telah mengajarkan sifat dan sikap yang baik.
2.7.
Jujur dalam meneladani berbagai sifat
dan sikap Yesus Kristus.
3.7.
Memahami berbagai sifat dan sikap
Yesus Kristus yang patut diteladani.
4.7. Merencanakan aktivitas/ kegiatan sebagai
perwujudan meneladan berbagai sifat dan sikap Yesus Kristus dalam kehidupan
sehari-hari.
Peserta
didik mampu
1. Menjelaskan
Arti Mengampuni
2. Menuliskan
empat tahap dalam pemberian maaf pada seseorang.
3. Menjelaskan
sikap mengampuni seturut teladan Yesus berdasarkan Kitab Suci (Matius
18:21-35).
4. Mengembangkan
sikap mengampuni seturut teladan Yesus dalam hidup sehari-hari.
Materi
a) Arti
Mengampuni
Ampun
adalah : Pembebasan dari tuntutan karena melakukan kesalahan/kekeliruan
Mengampuni
adalah: Memberi ampun atau memaafkan kesalahan orang lain.
Tidak setiap orang yang melakukan kesalahan
mau mengakui kesalahannya atau meminta maaf. Dan juga tidak setiap
orang mau mengampuni atau memaafkan orang lain yang telah berbuat salah
terhadap dirinya.
Faktor yang menghambat orang berani mengakui kesalahan
atau memaafkan adalah:
- Keinginan untuk mempertahankan
harga diri atau wibawa
- Karena merasa gengsi
- Takut
direndahkan dan dianggap remeh oleh orang lain
Akibat apabila kita tidak mampu dan mau untuk memaafkan
atau mengampuni kesalahaan orang lain dapat menyebabkan:
- Hati
Nurani kita menjadi tumpul, sehingga mengakibatkan kesalahan apapun
dianggap biasa bahkan termasuk kesalahan besar yang daapt merugikan orang
lain
- Orang yang
bersalah dapat menanggung rasa bersalah yang berkepanjangan
- Tumbuh permusuhan, kebencian
serta dendam
Meminta
maaf atau memberi pengampunan, sesungguhnya dapat menguntungkan baik bagi orang
yang bersalah maupun orang yang telah dirugikan.
Keuntungan apabila kita dapat mengampuni dan diampuni
orang lain adalah:
- Kita tidak
akan mempunyai rasa dendam
- Hidup
terasa lebih nyaman dan tentram karena merasa tidak memiliki musuh
- Terciptanya
kerukunan dan hubungan yang erat sesama
- Hati
merasa lega karena tidak menanggung rasa bersalah yang terus menerus dan
berkepanjangan
- Membuat
kita selalu bertindak hati-hati dan tidak meremehkan setiap
masalah/kesalahan yang biasa dan sepele dll
Dalam Injil Yohanes 8: 2-11, berkaitan dengan tindakan
mengampuni ditegaskan bahwa:
- Yesus
tetap membela dan mengampuni perempuan yang kedapatan berbuat zinah dan
akan dilempari batu
- Tidak ada manusia yang sempurna
- Setiap
orang pasti pernah melakukan keselahan dan terhadap kesalahan itu Allah
sendiri senantiasa mengampuni
- Allah
senantiasa mengampuni dengan member kesempatan kepada manusia untuk
bertobat
- Yesus
meneladani sikap BapaNya, yaitu tidak bersikap mengadili, tetapi member
kesempatan kepada perempuan itu untuk berubah dan tidak berbuat dosa lagi.
Dalam Injil Yohanes 8: 2-11,Yesus yang mengampuni ingin
menegaskan dengan menggambarkan Allah adalah :
- Allah yang
penuh belas kasih pada manusia berdosa
- Allah Maha
Rahim dan Pengampun artinya: Allahlah satu-satunya yang berkuasa
mengampuni dosa
- Dosa pada
hakikarnya adalah melawan cinta kasih Allah, oleh karena itu Allah tidak
membiarkan manusia terjerumus kedalam dosa.
- Allah
mencintai manusia yang berdosa tetapi Ia tidak mencintai dosa
- Allah
memberikan rahmat pertolongan kepada manusia agar mau bertobat mengakui
dosanya
- Allah yang
penuh perhatian dan mencintai dengan berbelas kasih dan mau menerima
kembali orang berdosa yang bertobat
- Allah
bukanlah allah yang keras, bukan Allah yang membalas dendam dan menyiksa.
- Dengan
pengampunan ini, Yesus menerima kembali kita untuk bersatu dengan Allah
sebagai Bapa
b)
Empat
tahap pemberian ampunan
Lewis
B. Smedes dalam bukunya yang berjudul: Mengampuni dan Melupakan (Forgive &
Forget) menuliskan 4 tahapan pengampunan atau pemberian maaf antara lain:
1. Krisis
pemberian maaf
Ketika
seseorang menyebabkan anda sakit hati begitu mendalam dan secara curang
sehingga tidak dapat melupakannya.
2. Membenci
Selalu
membekas dalam ingatan seberapa besar sakit hati dan pada saat itu juga tidak
hilang harapan musuh itu baik-baik saja. Ada keinginan orang yang telah
menyakiti kita menderita seperti kita.
3. Menyembuhkan
4. Cobalah
melihat dengan “mata ajaib” orang yang menyakiti kita dengan pandangan yang
baru. Kita telah disembuhkan dan menolak kembali aliran rasa sakit dan merasa
terbebas kembali
5. Berjalan
Bersama
Mengundang
orang yang menyakiti kita untuk kembali memasuki kehidupan kita. kedatangannya
yang tulus membuat kita menikmati hubungan yang dipulihkan kembali
c)
Sikap
Mengampuni seturut teladan Yesus (Mat 18:21-35)
Dalam Injil Matius 18:21-22, Yesus
mengajak murid-muridNya untuk selalu mengampuni tampa batas.
Dalam
teks tersebut Yesus berkata kepada para MuridNya tentang pengampunan yaitu: “Bukan
sampai tujuh kali, melainkan sampai tujuh puluh kali tujuh kali “
d)
Mengenai pengampunan, Teladan Yesus yang perlu kita
terapkan dalam kehidupan sehari-hari adalah:
·
Selalu
berusaha membukakan “pintu maaf” dan pengampunan kepada sesama atau orang yang
bersalah kepada kita
·
Mengajak
sesama untuk selalu mengampuni orang yang bersalah seperti yang dilakukan Yesus
pada murid-muridNya
·
Kita
tidak boleh menghakimi sesama yang berdosa tanpa mawas diri terlebih dahulu,
seolah-olah diri kita adalah yang paling suci dan paling baik
·
Kita
diharapkan dapat meneladani sikap Yesus, sehingga tercipta kehidupan yang
bahagia, rukun dan damai
Latihan Tuliskan
tahapan pengampunan menurut Lewis B. Smedes dalam buku latihanmu
D.
1.7.
Beriman akan Yesus yang telah mengajarkan sifat dan sikap yang baik.
2.7.
Jujur dalam meneladani berbagai sifat
dan sikap Yesus Kristus.
3.7. Memahami
berbagai sifat dan sikap Yesus Kristus yang patut diteladani.
Tujuan Pembelajaran
Peserta
didik mampu:
1. Menjelaskan arti kesetaraan gender.
2. Menyebutkan hal-hal yang dapat menyebabkan
terjadinya pelanggaran kesusilaan di masyarakat.
3.
Menjelaskan sikap dan pandangan Yesus terhadap kesetaraan berdasarkan Yohanes
8:2-11.
4. Mengimani bahwa Yesus adalah pejuang
kesetaraan gender.
Materi
a. Arti
Kesetaraan Gender
Setara
atau Sederajat adalah: Situasi dimana seseorang
diperlakukan sebagai pribadi yang bermartabat luhur, memiliki kemampuan yang
khas dan khusus dan hal ini berlaku untuk semua orang tanpa kecuali.
Gender adalah Jenis Kelamin
Maka
Kesetaraan Gender adalah: pandangan bahwa semua orang menerima perlakuan yang
setara dan tidak dikriminasi berdasarkan identitas gender mereka yang bersifat
kodrati
Seseorang
tidak boleh dianggap rendah hanya karena orang tersebut:
- Perempuan
- Kurang pandai atau bodoh
- Miskin dan serba kekurangan
- Bukan pemimpin
- Karyawan biasa
- Tidak memiliki jabatan atau
kuasa dll
Sebagai
pribadi, siapan orang itu, darimanapun latar belakangnya mereka harus tetap
dihargai dan dianggap penting.
Masalah
kesetaraan atau kesederajatan masih memerlukan perjuangan berat. Hal ini
disebabkan oleh tata hubungan antar anggota masyarakat yang seringkali masih
ditentukan oleh nilai-nilai lama yang terlalu feodalistik
b.
Hal-hal yang menyebabkan pelanggaran
kesusilaan di masyarakat
Penerimaan seseorang terhadap orang
lain ternyata masih banyak ditentukan oleh:
- Kekayaan yang dimilikinya
- Gelar yang disandang
- Pangkat dan kedudukan yang
sedang dijabatnya
- Latar belakang sosial, ekonomi
dan kehidupannya
- Latar belakang pendidikannya
dll
Itulah
sebabnya dalam masyarakat kita masih banyak terjadi adanya jurang pemisah atau
gap-gap dan konflik
Contoh
konkret tindakan dalam masyarakat yang berkaitan dengan kurangnya penghargaan
terhadap martabat manusia antara lain:
- Mantan narapidana yang
sekalipun sudah bertobat masih saja disingkirkan oleh masyarakat.
- Masyarakat sering tidak mau
menerima dan menghargai seorang wanita yang pernah terjerumus dalam Dunia
hitam sebagai WTS dan PSK walaupun sudah bertobat
- Sulitnya menerima para pecandu
Narkoba yang telah menyelesaikan masa rehabilitasinya, sehingga mereka
seringkali terjerumus kelembah hitam untuk kesekian kalinya karena sikap
masyarakat yang tidak menerima mereka dengan tangan terbuka.
- Mengucilkan para
penderita HIV/AIDS, yang dianggap berbahaya dan harus dijauhi,
padahal tidak semua penderita HIV/AIDS mengidap penyakit tersebut karena
gaya hidup mereka, tapi ada beberapa kasus dari mereka yang mendapat
penyakit tersebut karena ketidaktahuannya dan menjadi korban dari
kelalaian orang lain.
- Menjauhi, memusuhi seorang
bekas pencuri, padahal jika hal tsb terus dilakukan ada kemungkinania akan
semakin membenci masyarakat dan orang tsb akan bertambah nekat dalam melakukan
kejahatannya.
c.
Sikap
dan pandangan Yesus Berdasarkan Yoh. 8:2-11
Dalam peristiwa perempuan yang kedapatan
bersina, terletak ketidakadilan gender yaitu bahwa perempuan yang harus dihukum, sementara laki-laki tidak
mendapat perlakuan yang sama. Pada persinahan dilakukan oleh laki-laki dan
perempuan itu. Yesus tidak ikut-ikutan memfonis dan menghukum perempuan itu,
tetapi ia memberikan kesempatan kepadanya
untuk bertobat dan memperbaiki kesalahan yang dilakukan.
d.
Mengimani
Yesus Sebagai Pejuang Gender
Sebagai pengikut Kristus kita patut meneladani sikap
Yesus yang tidak memfonis dan menghukum orang yang berbuat kesalahan, berusaha
bijak dan memberikan kesempatan yang kedua kepada siapa pun yang melakukan
kesalahan untuk bertobat dan memperbaiki diri
Banyak
orang yang tidak sadar bahwa dengan memojokkan, memberi “cap negatif”, atau
menyingkirkan orang yang memiliki kekurangan, justru akan semakin menjerumuskan
mereka kedalam kesengsaraan yang lebih hebat lagi.
Bagi
Yesus, masalah kesetaraan manusia bukan semata-mata masalah etika pergaulan.
Yesus mengajak kita agar semua orang diperlakukan sebagai:
- Pribadi yang berharga
- Pribadi yang walaupun memiliki
kekurangan dan kelemahan merupakan ciptaan Allah yang bermartabat luhur.
(justru kepada orang-orang yang masuk dalam kelompok yang memiliki
kelemahan dan kekurangan inilah, penerimaan kita seharusnya lebih baik
lagi)
Motivasi
utama Yesus memperjuangkan kesetaraan adalah: Demi Kerajaan Allah.
Adapun bagi Yesus, wujud Kerajaan Allah adalah:
- Bila manusia dapat hidup
berdampingan sebagi saudara yang setara dalam martabat.
- Dihadapan Allah semua orang
sama
- Manusia sama-sama diciptakan
Allah dan dikasihiNya
- Tidak boleh ada sesuatu yang
dijadikan ukuran untuk membatasi persaudaraan
Semasa
hidup dan berkarya, Yesus berjuang keras menegakkan kesetaraan martabat
manusia. Dalam Injil Lukas 19: 1-10, Perjuangan ini bagi Yesus merupakan
perjuangan yang berat karena:
- Ia harus berhadapan dengan
masyarakat Yahudi
- Ia harus menghadapi Orang
Farisi dan Ahli Taurat yang cenderung menilai seseorang atas dasar
pelaksanaan agama menurut ukuran mereka sendiri.
- Kehadiran Yesus dirumah Zakheus
yang dianggap sebagai orang berdosa karena dianggap najis dan patut
dijauhi, merupakan batu sandungan
- Bagi Orang Farisi dan Ahli
Taurat tindakan Yesus ini dianggap merusak kesucian agama
- Yesus tidak memperdulikan kedegilan
hati Orang Farisi dan Ahli Taurat, sebaliknya Yesus menyatakan kepada
mereka bahwa “Zakheus pun anak Abraham” artinya Zakheus mempunyai
keluhuran martabat yang sama seperti orang lain, maka iapun
perlu diperlakukan secara adil
Bentuk-bentuk
kesetaraan manusia yang dapat diperjuangkan dalam hidup sehari-hari antara
lain:
- Mengkritisi tata hubungan dalam
masyarakat yang masih jauh dari kesetaraan sebagaimana diperjuangkan oleh
Yesus.
- Kesetaraan dapat dilihat dalam
hubungan antara laki-laki dan perempuan
- Kesetaraan dapat diwujudkan
antara majikan dan buruh dalam pekerjaan
- Kesetaraan dapat ditampilkan
dalam keluarga sendiri dll
E.
Kompetensi Dasar
1.7.
Beriman akan Yesus yang telah mengajarkan sifat dan sikap yang baik.
2.7. Jujur
dalam meneladani berbagai sifat dan sikap Yesus Kristus.
3.7. Memahami
berbagai sifat dan sikap Yesus Kristus yang patut diteladani.
4.7.
Merencanakan aktivitas/ kegiatan sebagai perwujudan meneladan berbagai sifat
dan sikap Yesus Kristus dalam kehidupan sehari-hari.
Peserta didik mampu
1. Pengertian
Peduli
2. Membandingkan
ciri-ciri dari orang bersikap peduli dan
tidak peduli.
3. Menjelaskan
pentingnya sikap peduli terhadap penderitaan orang lain dalam hidup bersama.
4.
5. Mewujudkan
sikap peduli terhadap penderitaan sesama dalam hidup sehari-hari.
Materi
·
Pengertian
Peduli
Peduli adalah:
sikap tidak mementingkan diri sendiri, tetapi lebih mementingkan kepentingan
bersama. Sikap peduli terhadap sesama tidak mungkin tumbuh dengan sendirinya
tanpa membiasakan diri. Kebiasaan ini perlu dipupuk sejak dalam keluarga
sekolah dan didalam masyarakat. Sikap kurang peduli lebih banyak disebabkab
oleh sikap egoisme, yaitu ketika seseorang tidak lagi
memikirkan nasib sesamanya dan lebih memikirkan dan mementingkan diri sendiri.
·
Ciri-Ciri Orang Yang Peduli dan Tidak Peduli
Ciri-ciri Orang yang memiliki sikap peduli
antara lain:
·
Peka
terhadap keadaan sesame dan sekitarnya
·
Ringan
tangan membantu sesame yang menderita
·
Tidak
egois dalam banyak hal
·
Mudah
tergerak hati untuk menolong sesama
·
Tidak
malu dan canggung membantu dan menolong sesame
Ciri-ciri orang yang tidak peduli:
Peradaban moderen sekarang ini, banyak
diwarnai dengan bertumbuhnya egoisme dan individualisme ,contoh:
- Banyak
orang yang kurang bahkan tidak peduli dengan sesamanya
- Orang hanya memikirkan dirinya sendiri
- Segala
sesuatu dilakukan dengan ukuran yang asal menguntungkan dirinya sendiri,
maka segala sesuatau yang tidak mendatangkan keuntungan tidak dilakukan.
- Banyak
orang bersikap kurang peduli terhadap sesama yang kekurangan spt:
pengemis, masyarakat gembel dan orang miskin
- Sikap
tidak peduli terhadap lingkungan spt: tidak berani menegur sesama yang
membuang sampah sembarangan, yang jika dibiarkan dapat menyebabkan banjir
dan pencemaran lingkungan
- Banyak
kepincangan dalam masyarakat kita spt: orang miskin semakin miskin, orang
yang menderita semakin sengasara, orang berdosa semakin jahat, dan orang
yang kesepian semakin tidak menemukan sahabat.
·
ketidakpdulian
juga menimpa keluarga-keluarga dizaman moderen ini spt: ketidak pedulian antar
anggota keluarga yang menjadi penyebab utama keluarga berantakan (broken home)
- ketidak pedulian dilingkungan sekolah spt: banyak anak
drop out karena tidak ada yang membantu membiayai sekolah, lingkungan
sekolah menjadi kotor karena siswa membuang sampah sembarangan dan
beranggapan itu adalah pekerjaan pesuruh sekolah.
·
Pentingnya
sikap peduli terhadap penderitaan orang lain
Dengan
selalu bersikap peduli terhadap sesama, maka menunjukkan bahwa kita masih
memiliki suara hati. Karena suara hati merupakan tempat Tuhan bersuara untuk
didengar, terlebih kehendak-Nya yang senantiasa mengajak kita peduli pada
penderitaan sesama.
·
Contoh
Kepedulian Yesus terhadap Penderitaan Sesama
Dalam keseluruhan hidup Yesus, orang-orang
yang menderita mempunyai tempat yang istimewa dalam hatiNya, bahkan menjadi
prioritas dan perhatian dalam karyaNya. Yesus tidak pernah membiarkan
seorangpun hidup menderita. Ia akan cepat tersentuh dan tergerak hatinya
menyaksikan orang yang datang meminta bantuan untuk membantu dan memberikan
pertolongan. Kepekaan dan kepedulian Yesus terhadap penderitaan sesama
sedemikian besar, karena Ia selalu memandang dan mengasihi mereka sebagai
anak-anak Allah yang bermartabat luhur. Maka demi menolong dan mengembalikan
martabat tersebut, Yesus berani meruntuhkan aturan atau hukum yang mengekang
kemanusiaan dan keIlahi-an. Tindakan inilah yang ingin dikembangkan dalam hidup
bersama.
Keteladan Yesus ini sungguh menuntun kita
supaya bersikap seperti Yesus, berani berkorban dan peduli pada penderitaan
sesama demi kesejateraan banyak orang dan terus belajar setia atau taat kepada suara hati. Gereja beruntung
karena memiliki orang-orang suci yang meneruskan karya Yesus tersebut seperti:
·
Ibu
Teresa dari Calcuta
·
Rm
mangun dari pinggiran Kali Code Yogyakarta
·
Paus
Yohanes Paulus II
·
Tokoh
Santo Santa yang dalam hidupnya tergerak dan terpanggil untuk melayani orang
kecil, miskin, menderita dan tertindas dll
BAB VI
NILAI-NILAI DASAR YANG DIPERJUANGKAN YESUS
A. Kebebasan
Anak-Anak Allah
Kompetensi
Dasar 1.8. Beriman akan Yesus yang memperjuangkan
nilai-nilai Kerajaan Allah. 2.8. Percaya diri dalam
mewujudkan nilai-nilai Kerajaan Allah yang diperjuangan Yesus Kristus. 3.8. Memahami nilai-nilai Kerajaan Allah untuk
mengembangkan hidup bersama. 4.8. Melakukan aktivitas (misalnya menemukan
dan menuliskan ayatayat Kitab Suci/ menghias ayat Kitab Suci/ membuat
motto) yang berhubungan dengan
nilai-nilai Kerajaan Allah demi hidup bersama yang lebih baik.
Tujuan
Pembelajaran
Setelah melakukan serangkaian
pembelajaran peserta didik mampu:
1. Menjelaskan arti kebebasan.
2. Menjelaskan pandangan Gereja
tentang kebebasan anak-anak Allah beradasarkan Gaudium et Spes art. 17 dan
Kitab Suci.
3. Memaknai kebebasan sebagai anak-anak Allah
dalam hidup sehari-hari.
MATERI
a. Arti
dan Fungsi Kebebasan
· Arti
Kebebasan
Kebebasan
dimengerti dari dua segi yaitu 1) bebas dari. Maksudnya setiap orang
mendambahkan dirinya terbebas dari banyak hal misalnya: bebas dari rasa lapar,
bebas dari sakit, bebas dari siksaan badan, bebas dari tempat yang sesak, dll.
2) bebas untuk. Maksudnya bebas untuk melakukan segala sesuatu yang baik dan
berguna, misalnya bebas untuk menolong, mengeluarkan pendapat, berkreasi,
beraktivitas.
·
Fungsi Kebebasan adalah bahwa berkat kebebasan yang dimiliki setaip
manusia tampil sebagai ciptaan Allah yang bermartabat luhur. Berkat kebebasan
pula manusia dapat mengambangkan dirinya menuju kesempurnaan berkat pilihan
yang dimilikinya.
b. Pandangan
Gereja Tentang Kebebasan sesuai dalam Dokumen GS 17
Pada
dasarnya pandangan Gereja tentang kebebasan sesuai dalam dokumen Gaudium Et
Spes art 17 adalah kebebasan yang bertanggung jawab. Bahwa pada
dasarnya manusia secara kodrati telah dianugerahkan akal budi, hati
nurani dan kehendak bebas, maka sudah menjadi hal mendasar bahwa tanggung jawab
pribadi tidak dapat dipindahkan. Karena kebebasan sejati merupakan tanda mulia
gambar Allah dalam diri manusia. Keputusan manusia diserahkan Allah sepenuhnya
kepada manusia agar manusia sanggup mencari penciptanya dan mengabdi kepadaNya
secara bebas mencapai kesempurnaan yang membahagiakan.
c. Setiap
orang katolik percaya bahwa berkat wafat dan kebangkitan Yesus Kristus, kita
telah dijadikan sebagai anak-anak Allah yang merdeka. Gereja melalui sakramen
baptis mengangkat kita menjadi anak-anak Allah yang merdeka, bebas dari dosa
dan melancarkan hubungan dengan Allah, terhindar dari kematian kekal dan dengan
bebas pula melayani Tuhan dan sesame. Bagi orang yang telah dibebaskan oleh
sengsara, wafat dan kebangkitan Yesus, tugas yang harus diemban selanjutnya
adalah membebaskan sesame dari tindakan sewenang-wenang dan dari ketertikatan
pada dosa yang mengakibatkan maut. Oleh sebab itu, jangan menggunakan kebebasan
untuk hal-hal yang tidak berguna serta merusak masa depan.
Latihan Jelaskan
maksud dari pernyataan bebas yang bertanggung jawab dengan bahasa sendiri!
B.
Sabda Bahagia
1.8.
Beriman akan Yesus yang memperjuangkan nilai-nilai Kerajaan Allah.
2.8.
Percaya diri dalam mewujudkan nilai-nilai Kerajaan Allah yang diperjuangan
Yesus Kristus.
3.8. Memahami nilai-nilai Kerajaan Allah untuk
mengembangkan hidup bersama.
4.8.
Melakukan aktivitas (misalnya Menemukan dan menuliskan ayatayat Kitab
Suci/ menghias ayat Kitab Suci/ membuat motto)
yang berhubungan dengan nilai-nilai Kerajaan Allah demi hidup bersama
yang lebih baik
Tujuan Pembelajaran
Peserta
didik mampu
1.
Menjelaskan alasan setiap orang ingin hidup bahagia.
2.
Menjelaskan arti bahagia pada umumnya.
3. Menjelaskan arti bahagia menurut Yesus
berdasarkan Kitab Suci (Matius 5:1-12).
4.
Menyebutkan orang-orang yang disebut bahagia oleh Yesus.
5.
Menjelaskan maksud Yesus menyampaikan Sabda Bahagia dalam Kitab Suci (Matius
5:1-12) Materi
a. Alasan
b.
a. Setiap
Orang Ingin Hidup Bahagia
Setiap
orang, baik dewasa maupun anak-anak ingin bahagia. Kebahagian dipahami sebagai
pemenuhan semua keinginan hati tiap orang. Jika dilihat kembali pemenuhan
kebahagian bergeser terus, manusia cenderung menginginakan sesuatu yang
“lebih”. Hal itu terjadi karena manusia selalu ingin mencari kesempurnaan.
Namun terkadang tujuan menjadi satu-satunya pegangann seseorang hingga kurang
menikmati sebuah proses. Karena seperti ini maka setiap orang mengejar hal yang
berbeda untuk mencapai kebahagian.
b. Arti
Bahagia Pada Umumnya
Bahagia
atau kebahagiaan adalah suatu keadaan pikiran atau perasaan yang ditandai
dengan kecukupan hingga kesenangan, cinta, kepuasan, kenikmatan, atau
kegembiraan yang intens.
c. Arti
Bahagia Menurut Mat 5:1-12
Melalui
sabda bahagia ini Yesus bermaksud menyatakan tiga hal, yaitu (a) Menyiapkan
para murid-Nya untuk menghadapi dunia yang orientasi kehidupannya sangat
berlainan dengan kehendak Allah, (b) Sabda bahagia me ngandung nilai
eskatologis (akhirat/ akhir zaman), sebagai syarat masuk surga dan (c) Sabda
bahagia merupakan hukum baru yang mengatur relasi manusia dengan Tuhan dan
sesama yang didasarkan pada kasih.
d. Orang-Orang
Yang Disebut Bahagia Oleh Yesus
1) Miskin
di hadapan Allah (ay. 3): maksudnya bahwa mereka adalah orang yang memiliki
sikap percaya secara mutlak dan berserah kepada Allah, dan bukan mengandalkan
kekuatan hidup atas kekayaan, kekuasaan, prestise, dan sebagainya.
2) Berduka cita (ay. 4): maksudnya di sini adalah
orang yang dalam penderitaannya tetap sabar, tetap setia kepada Allah dan tidak
mudah putus asa.
3) Lemah lembut (ay. 5): maksud dari orang yang
lemah lembut adalah orang yang dengan rendah hati, yang tidak mengumpat dan
mengancam orang lain, tidak bereaksi keras bila dihina dan dilukai perasaannya.
4)
Lapar dan haus akan kebenaran (ay. 6): maksudnya adalah orang yang lebih
mengutamakan kebuTuhan rohani demi terwujudnya Kerajaan Allah.
5)
Murah hati (ay. 7): maksudnya bahwa orang yang murah hati adalah orang yang mau
mengampuni, sebagaimana Allah juga murah hati dan senantiasa mau mengampuni.
6)
Suci hati (ay. 8): maksudnya bahwa orang yang suci hatinya adalah orang yang
dalam seluruh hidupnya mencintai dan mengabdi dan menyerahkan diri seutuhnya
kepada Allah tanpa syarat.
7)
Membawa damai (ay. 9): maksudnya bahwa orang yang membawa damai adalah orang
yang bekerja untuk meningkatkan atau menciptakan kesatuan, kerukunan dan cinta
kasih persaudaraan sejati antarmanusia.
8)
Dianiaya oleh sebab kebenaran (ay. 11): maksudnya bahwa orang Kristen diajak
untuk memperjuangkan kebenaran, sekalipun mereka mendapat berbagai
pengaiayaan, selalu setia kepada Kristus
sekalipun mereka mendapat berbagai celaan dan pengaiayaan, sebagai bukti bahwa
mereka mencintai-Nya.
e. Maksud
Yesus Menyampaikan Sabda Bahagia
Sabda bahagia
mengandung dua aspek yang mengatur kehidupan manusia, yaitu, (Pertama) Aspek
Iman (Matius 5: 3-6) mengandung pemahaman bahwa yang berbahagia adalah orang
yang sepenuhnya menyandarkan hidup kepada Allah. Mereka itu adalah; (a) Orang
miskin; bukan mereka miskin karena tidak memiliki harta benda, melainkan karena
tertindas oleh orang kaya dan kuat. (b) Orang yang berduka cita; mereka
mengharapkan penghiburan yang datang dari Allah (Yes 61: 1-3) (c) Orang yang
lemah lembut; orang yang dengan rendah hati menantikan pertolongan dari Tuhan,
Dan (d) Orang yang lapar dan haus akan kebenaran; mereka adalah orang-orang
yang rindu dibenarkan oleh Allah (Mazmur 146: 7). (Kedua) Aspek Sosial (Matius 5: 7-10) dari
sudut sosial orang yang berbahagia menurut Yesus adalah: (a) Orang yang murah
hati; artinya orang yang gemar berbuat kasih kepada sesamanya. (b) Orang yang
suci hatinya: artinya orang yang sadarkan dirinya sebagai warga Kerajaan Allah
dan siap melakukan kehendak-Nya. (c) Orang yang membawa damai; orang yang
menciptakan suasana damai dalam masyarakat, Dan (d) Orang yang dianiaya karena
kebenaran; artinya orang yang berjuang demi tegaknya kebenaran.
Latihan Kebahagiaan Apa Saja yang
ditawarkan kepada orang yang miskin, berduka cita dan lemah lembut
C.
Kasih
Yang Tak Membedahkan
Kompetensi Dasar
1.8. Beriman akan Yesus yang memperjuangkan
nilai-nilai Kerajaan Allah.
2.8.
Percaya diri dalam mewujudkan nilai-nilai Kerajaan Allah yang diperjuangan
Yesus Kristus.
3.8.
Memahami nilai-nilai Kerajaan Allah untuk mengembangkan hidup bersama.
4.8. Melakukan aktivitas (misalnya Menemukan
dan menuliskan ayat-ayat Kitab Suci/ menghias ayat Kitab Suci/ membuat
motto) yang berhubungan dengan
nilai-nilai Kerajaan Allah demi hidup bersama yang lebih baik.
Tujuan
Pembelajaran
Peserta
didik mampu
1.
Menyebutkan contoh-contoh kasus perlakuan diskriminatif dalam masyarakat.
2.
Menceritakan sikap Yesus yang mencintai manusia tanpa pandang bulu berdasarkan
Injil (Lukas 10:25-37).
3.
Menyebutkan contoh lembaga-lembaga yang berusaha melayani dan memperjuangkan
kesederajatan martabat manusia.
Materi
a. Perlakuan
diskriminatif dalam Masyarakat
Manusia,
apapun ras, suku, agama, jenis kelaminnya memiliki martabat yang sama. Oleh
karena itu, sepatutnya manusia hidup secara rukun tanpa membedakan antara satu
dengan yang lain. Tetapi dalam kenyataannya, ketika orang melamar pekerjaan
ditanya dulu: apa agamanya, dari daerah mana, dsb, bukan dilihat dari kemampuan
atau keahliannya. Atau ketika berada di tempat tertentu oang berpakaian
tertentu, atau berparas etnik tertentu dicurigai dan diperlakukan kurang
manusiawi. Segala bentuk praktik hidup yang tersekat-sekat atau terkotak-kotak
hendaknya segera diakhiri.
Dalam
pergaulan sehari-hari kita tentu melihat dan menemukan perlakuan diskriminatif
dalam masyarakat yakni: perlakuan yang tidak adil terhadap para penyandang
cacat atau difabel, kaum muda dianggap tidak dapat berbuat apa-apa, kaum
perempuan tidak boleh berbicara di meja adat dsb.
b. Sikap
Yesus yang mencintai sesama Luk 10:25-37
Yesus hidup dalam suasana masyarakat
Yahudi, di mana pada masa itu cinta yang terkotak-kotak masih berjalan dan
dilaksanakan ditengah masyarakat Yahudi. Cinta diukur berdasarkan sekat-sekat
misalnya; sedarah, seagama, segolong an, sepaham, status sosial yang tinggi,
tidak mengritik pandangannya, dan sebagainya. • Sifat manusiawi, egoisme, mau
menang sendiri, tidak mau direpotkan serta mau enaknya sendiri yang dimiliki
seseorang masih cenderung lebih diutamakan, sehingga praktik hidup yang
pilih-pilih dalam pergaulan juga masih sering terjadi. Seperti halnya yang
dilakukan oleh seorang imam dan seorang Lewi dalam kisah yang disampaikan oleh
Yesus. Yesus mengajarkan pada kita bahwa pada hakikatnya cinta (kasih) itu sendiri selalu terarah pada orang lain.
Kalau kita mengasihi orang lain, sesungguhnya kita harus berusaha bagaimana
orang yang kita kasihi itu bahagia.
Tidak pandang bulu siapa orang itu, apa agamanya, keadaan ekonominya. Yang
penting kasih yang kita berikan hendaknya terarah kepada semua orang dan menjadikan
orang tersebut bahagia. Contoh cinta tanpa pengkotakan atau kasih yang tanpa
membedakan yang dapat dilakukan remaja. Misalnya: berteman dengan semua orang
dan tidak hanya berteman dengan teman tertentu saja, mau mendekati atau
berteman dengan orang yang oleh teman lain dijauhi, mau terlibat kegiatan
bersama teman tanpa pilih-pilih, membantu teman tidak hanya pada teman dekat
saja melainkan kepada semua teman yang memerlukan bantuan.
c. Lembaga-lembaga
yang berusaha melayani dan memperjuangkan kesederajatan martabat manusia
misalnya: KPAPD, KOMNAS HAM, dsb
Latihan 1. Jelaskan
pengertian Kebebasan! 2. Jelaskan
Pandangan Gereja tentang kebebasan anak-anak Allah sesuai GS Art 17! 3. Jelaskan
Arti Bahagia pada umumnya! 4. Sebutkan
5 Contoh tindakan diskrimantif di masyarakat!
BELAJAR BUKAN SOAL SIAPA GURU KITA DAN
SEBERAPA INTENS IA BERSAMA KITA, TAPI SEBERAPA BESAR KETEKUNAN DAN KEMAUAN KITA
UNTUK MEMPELAJARI HAL YANG BARU DAN MENERAPKANNYA.

Tidak ada komentar:
Posting Komentar