• MODUL PAK & BP KELAS VII

     

    PEMERINTAH KABUPATEN LEMBATA

    DINAS PENDIDIKAN KEPEMUDAAN DAN OLAHRAGA

    SMP NEGERI 5 LEBATUKAN

    MODUL BELAJAR

    KELAS VII

    SEMESTER GENAP

     

     

     

     

     

     

     

     

     

     

     

     

     

     

     

     

     

     

     

     

     

     

     

     

     

     

     

     

     

     

     

     

     

     

     

     

     

     

    BAB IV MENGEMBANGKAN DIRI MELALUI  PERGAULAN

    Pada bab 3 pembelajaran di semester ganjil, telah kita ketahui bagaimana pengaruh lingkungan keluarga, sekolah, Gereja dan masyarakat bagi perkembangan seseorang. Di bab keempat ini kita akan mempelajari materi : Mengembangkan Diri melalui Pergaulan, dan materi ini akan dibahas dalam 3 Sub Pokok Bahasan yaitu: Berteman, Bersahabat dan Berpacaran

    A.    Berteman

     

    Kompetensi Dasar

    1.6  Bersyukur atas  peran teman terhadap perkembangan dirinya

    2.6  Peduli pada peran teman terhadap perkembangan dirinya

    3.6  Memahami peran teman terhadap perkembangan dirinya.

    4.6 Melakukan aktivitas (misalnya menyusun  doa/  puisi/ refleksi) yang mengungkapkan rasa syukur atas peran teman terhadap perkembangan dirinya

    Tujuan Pembelajaran

    Setelah mengikuti serangkaian kegiatan pembelajaran, peserta didik diharapkan mampu:

    1.      Menjelaskan arti berteman.

    2.      Menyebutkan manfaat berteman.

    3.      Menyebutkan faktor-faktor pendukung dan penghambat dalam berteman.

    4.      Menjelaskan sikap-sikap yang dibutuhkan dalan berteman, khususnya berdasarkan teks Fil 2:4.

    5.      Menuliskan niat untuk menjadi teman yang baik.

    Materi

    a.    Arti Berteman

    Berteman memiliki arti: sebagai hubungan atau relasi, dimana  terjadi antara dua orang atau lebih, baik itu seorang anak laki-laki dengan lawan jenisnya maupun dengan sejenisnya yang mempunyai tujuan untuk bersosialisasi ataupun untuk mencapai  sesuatu  yang mau dicapai bersama. Dalam membina hubungan pertemanan hendaknya dihindari sikap-sikap sebagai berikut:

    Ø  Memilih teman berdasarkan kesamaan hobi/minat

    Ø  Memanfaatkan teman

    Ø  Berteman hanya untuk mencari keuntungan pribadi

    Dalam suratnya kepada jemaat di Filipi Paulus menegaskan: “Janganlah tiap-tiap orang mengutamakan kepentingannya sendiri, tetapi kepentingan orang lain juga”. Hal ini menuntut sikap yang terbuka, jujur, dan saling percaya.

    b.   Manfaat Berteman

    Dalam menjalankan hubungan berteman tentu ada manfaatnya diantaranya:

    1.      Mendapatkan perhatian, dukungan

    2.       Berkat perhatian, dukungan orang lain (teman, keluarga) memberi semangat dan peneguhan sehingga hidup semakin berarti.

    3.      Dapat memupuk persaudaran kasih dan peduli terhadap orang lain

    c.    Faktor pendukung dan penghambat dalam berteman

    Dalam membina hubungan pertemanan tentu ada faktor pendukung dan penghambat;

    Faktor pendukung dalam berteman yakni: kesediaan pribadi untuk membuka diri terhadap orang lain, mampu memulai komunikasi/ memiliki kemampuan yang komunikatif, perhatian, peduli, ramah, sopan, supel, mendapat perhatian yang cukup dari keluarga dan teman. Adapun faktor penghambat dalam berteman yakni: menutup diri, tidak peduli, tidak perhatian, egois, tidak peka, pilih-pilih teman, tidak mendapat perhatian yang cukup dari keluarga dan teman.

    d.   Sikap yang dibutuhkan dalam berteman sesuai teks Fil. 2:4

    Dalam membina hubungan pertemanan hendaknya dihindari sikap-sikap sebagai berikut:

    Ø  Memilih teman berdasarkan kesamaan hobi/minat

    Ø  Memanfaatkan teman

    Ø  Berteman hanya untuk mencari keuntungan pribadi

    Dalam suratnya kepada jemaat di Filipi 2:4  Paulus menegaskan: “Janganlah tiap-tiap orang mengutamakan kepentingannya sendiri, tetapi kepentingan orang lain juga”. Hal ini menuntut sikap yang terbuka, jujur, dan saling percaya. Bagilah kegembiraan bersama teman dengan sikap yang sopan, ramah, menghargai, memahami, toleran, jujur, rendah hati, murah senyum, tidak egois, suka membantu dll. Pupuklah semangat kebersamaan, mengajak teman untuk ke Gereja dan berdoa bersama, juga makan bersama, rekreasi, olahraga dan belajar secara bersama.

    e.    Niat-niat dalam berteman yang baik

    Tanamkan dalam diri niat untuk selalu menjadi orang baik yang mampu berteman dengan siapa saja. Mulailah bersikap peduli/simpatik, suka berbuat baik, menghargai orang lain, berkata sopan, tidak melukai perasaan teman, suka membantu tanpa pamrih.

    Latihan

    Bacalah keseluruhan teks Fil 2:1-8 dan temukan hal-hal apa saja yang menjadi dasar dalam membina hubungan pertemanan selain yang tertulis di dalam Fil 2:4 Tulislah dalam buku latihan kalian

     

     

     

     


    B.     BERSAHABAT

    Kompetensi Dasar

    1.6  Bersyukur atas  peran teman terhadap perkembangan dirinya

    2.6  Peduli pada peran teman terhadap perkembangan dirinya

    3.6  Memahami peran teman terhadap perkembangan dirinya.

    4.6 Melakukan aktivitas (misalnya menyusun  doa/  puisi/ refleksi) yang mengungkapkan rasa syukur atas peran teman terhadap perkembangan dirinya

    Tujuan Pembelajaran

    Setelah mengikuti serangkaian kegiatan pembelajaran, peserta didik diharapkan mampu:

    1.    Menjelaskan arti bersahabat.

    2.    Menyebutkan manfaat bersahabat.

    3.    Menyebutkan faktor-faktor pendukung dan penghambat persahabatan.

    4.    Menjelaskan arti sahabat sejati berdasarkan Kitab Suci 1Sam 18:1-4

     

                     Materi

     

    Sahabat dapat dipahami sebagai teman baik. Hubungan pertemanan yang baik dan intensif, dapat meningkat ke hubungan persahabatan. Dengan begitu maka relasi atau hubungan antara teman tak sebanding dengan hubungan sebagai sahabat.

    a.       Arti Sahabat

    Persahabatan dapat diartikan sebagai: hubungan akrab dan mendalam antara dua orang yang berteman atau lebih, yang ditandai dengan keterbukaan, kejujuran dan kepercayaan. Pada intinya seorang sahabat adalah seorang yang setia menemani dalam suka dan duka,  saling menguntungkan dan mengembangkan.

    b.      Manfat Bersahabat

    Adapun manfaat dalam persahabatan adalah saling melengkapi, saling menyempurnakan, saling meneguhkan, menguatkan, mengembangkan dan berbagi suka maupun duka.

    c.       Faktor pendukung dan penghambat persahabatan

    Faktor yang mendukung persahabatan: kematangan psikologis, terbuka, jujur, mandiri, saling mengembirakan, perhatian, tulus membantu, tidak ada keinginan memiliki, tulus mengasihi, ramah, santun, relah berkorban tanpa pamrih, memahami, setia dan tidak egois.

    Sedangkan faktor penghambat persahabatan : egois, mementingkan diri sendiri, tidak setia, tidak jujur dll.

    d.      Arti Sahabat menurut 1Sam 18:1-4

    Latihan

    Hal apa saja yang dapat kamu petik dari cerita perahabatan Yonatan dan Daud yang dapat diterapkan dalam hidupmu? Tulislah dalam buku latihan kalian

     

     

    Sikap terpuji Yonatan dalam menjalin Daud misalnya: Yonatan tidak memusuhi atau memutus tali persahabatan dengan Daud hanya karena Daud merupakan musuh dari ayahnya. Yonatan bahkan memberikan pakaian perang pada Daud beserta peralatan perang kepada Daud yang menjadi musuh ayahnya. Persahabatan sejati yang ditunjukkan oleh Yonatan terhadap Daud mengajarkan bahwa persahabatan sejati adalah persahabatan yang sungguh-sungguh berorientasi pada orang yang dikasihnya. Orientasi ini dapat memampukan seseorang berbuat tanpa pamrih, berani meninggalkan dirinya sendiri demi sahabat yang selalu setia di saat suka dan hadir di saat duka, bahkan bila perlu berkorban untuk sahabatnya.

     

     

     

     

    C.    BERPACARAN

     

     

     

     

     

     

     

     

     

     

     

    Kompetensi Dasar

    1.6  Bersyukur atas  peran teman terhadap perkembangan dirinya

    2.6  Peduli pada peran teman terhadap perkembangan dirinya

    3.6  Memahami peran teman terhadap perkembangan dirinya.

    4.6 Melakukan aktivitas (misalnya menyusun  doa/  puisi/ refleksi) yang mengungkapkan rasa syukur atas peran teman terhadap perkembangan dirinya

    Tujuan Pembelajaran

    Setelah mengikuti serangkaian kegiatan pembelajaran, peserta didik diharapkan mampu:

    1.      Menjelaskan arti dan manfaat pacaran.

    2.      Menjelaskan tahap-tahap ketertarikan seseorang terhadap lawan jenisnya.

    3.      Menyebutkan tujuan berpacaran

    4.      Memperhatikan dan menaati norma-norma berpacaran

    Materi

    a.       Arti dan Manfaat Pacaran

    Pacaran memiliki arti: Hubungan atau relasi dalam sebuah pertemanan antara dua orang yang berlawanan jenis kelamin yang mengarah hubungan yang khusus. Juga dapat disebut sebagai suatu kesempatan untuk mengenal kelebihan dan kekurangan masing-masing.

    Manfaat adalah: saling mengenal kepribadian dan menyesuaikan diri.

    b.      Tahap-tahap ketertarikan seseorang terhadap lawan jenisnya

    Di masa anak-anak: seorang berteman dengan siapa saja, tanpa perasaan apa pun. Memasuki masa remaja: seseorang masih berteman dengan siapa saja, namun muncul ketertarikan terhadap lawan jenisnya. Bahkan mulai menjalin pertemanan secara khusus, yang disebut pacaran namun biasanya disebut cinta monyet. Memasuki masa dewasa: seseorang mulai mengarahkan masa pacaran ke hidup berkeluarga.

    c.       Tujuan Pacaran

    Pacaran memiliki tujuan: saling mengenal kepribadian (baik/buruk), mengenal keluarga masing-masing, pendidikan dan pekerjaan, mengenal hobinya, cara berpikir, keahliannya, dan cara menyelesaikan konflik.

    d.      Norma Berpacaran

    Dalam berpacaran dikenal dua model pacaran:

    ü  Pacaran Sehat: Pacaran sehat, memandang atau tertarik pada seseorang bukan pada keunggulan fisik cantik, tampan, cerdas dan kaya tetapi melihat seseorang dari keramahtamaan, sopan, hormat dan selalu menjunjung tinggi norma dan kesulilaan

    ü  Pacaran tidak sehat: memandang seseorang dari lekukan tubuh yang sexi, pakaian mini, berlaku tidak sopan dan melupakan nilai dan norma kesusilaan.

     

     

     

     

     

     

     

     

     

     

     

     

     

     

     

     

     

     

     

     

     

     

     

     

     

     

    BAB V MENELADANI KARAKTER DAN SIKAP  YESUS

    Dalam hidup, kita seringkali membutuhkan seseorang yang dapat dijadikan model untuk memperkembangkan diri. Tidak mudah menemukan seseorang untuk dijadikan model. Seseorang dapat dijadikan model biasanya karena orang itu mengagumkan, ia memperlihatkan hal-hal yang luar biasa bukan terutama sebatas apa yang dikatakannya, melainkan keteladanan nyata dalam tindakannya. Bagi orang Katolik, model yang patut diteladani adalah Pribadi Yesus Kristus. Meneladani Yesus tidaklah hanya berarti mengetahui apa yang dilakukan Yesus, tetapi terutama kesediaan dan keberaniaan melakukan yang sama. Itulah yang secara tegas diinginkan Yesus sebagaimana dikatakan dalam Yohanes 13:35 “Dengan demikian semua orang akan tahu, bahwa kamu adalah murid-murid-Ku, yaitu jikalau kamu saling mengasihi.”  Pada dasarnya seluruh hidup Yesus Kristus patut diteladani. Tetapi pada bab ini kamu akan mendalami serta menggeluti beberapa sikap dan sifat Yesus yang menjadi teladanmu dalam mengembangkan diri. Beberapa teladan tersebut akan diuraikan dalam pelajaran, yaitu sebagai berikut:

     A. Yesus Sang Pendoa

     B. Yesus yang Berbelas Kasih

     C. Yesus Sang Pengampun

     D. Yesus Pejuang Kesetaraan Gender

    E. Yesus Peduli terhadap Penderitaan Sesama

    A.    Yesus Sang Pendoa

     

     

     

     

     

     

     

     

     

     

    Kompetensi Dasar:

     1.7. Beriman akan Yesus yang telah mengajarkan sifat dan sikap  yang baik.

    2.7. Jujur  dalam meneladani berbagai sifat dan sikap Yesus Kristus.

    3.7. Memahami  berbagai sifat dan sikap Yesus Kristus yang patut diteladani.

    4.7. Merencanakan aktivitas/ kegiatan sebagai perwujudan meneladan berbagai sifat dan sikap Yesus Kristus dalam kehidupan sehari-hari.

     

    Tujuan Pembelajaran:

     Setelah melakukan proses pembelajaran siswa diharapkan mampu:

     1. Menjelaskan alasan orang berdoa.

     2. Menjelaskan isi doa pada umumnya.

    3. Menyebutkan sikap-sikap berdoa seperti yang diajarkan oleh Yesus.

    4. Meneladan sikap berdoa yang diajarkan Yesus berdasarkan Kitab Suci (Matius 6:5-15).

    5. Mengembangkan hidup doa dalam hidup sehari-hari.

    a.       Alasan orang berdoa

    Doa sering dimengerti sebagai:

    ·         Suatu sarana komunikasi antara manusia dengan Allah yang seharusnya melibatkan peran kedua belah pihak, baik manusia maupun Allah sendiri.

    ·         Sarana untuk memohon sesuatu yang dalam praktek hidup sehari-hari, doa permohonan yang diajukan orang cenderung berharap Allah akan mendengar seluruh harapan manusia dan memahami segala kesulitan/persoalan yang dihadapi manusia.

    Namun doa yang benar adalah: doa yang harus membiarkan Allah berbicara kepada manusia, dan lewat doa, seseorang diharapkan lebih mampu mendengarkan kebenaran hidup batin yang lebih mendalam.

    b.      Isi Doa

    Doa yang baik memuat:

    o   Sapaan (Ya Allah Bapa Yang Maha Kuasa)

    o   Ungkapan syukur (puji dan syukur kami haturkan atas .. (sesuikan dengan situasi)

    o   Permohonan (kami mohon)

    o   Penutup  (demi pengantaran Kristus Tuhan kami)

    c.       Sikap-sikap berdoa yang diajarkan oleh Yesus

    ·         Berdoa di tempat yang tersembunyi dan tidak dilihat orang

    ·         Menyerahkan suka duka ke hadapan Allah

    ·         Doa menguduskan hari bagi Tuhan

    ·         Doa, merefleksikan kerja dan hidup

    d.      Teladan sikap berdoa Yesus Mat 6:5-15

    Yesus pribadi yang suka berdoa. Seluruh hidup dan karyaNya dihayati dalam kesatuan dengan Allah Bapa. Dapat juga dikatakan sebagai seorang pendoa, Yesus melihat hidupNya sendiri adalah suatu doa yang dipersembahkan kepada bapaNya (Mat 6:5-15)

    Yesus mengajarkan doa yang penuh dengan sikap:

    ·         Doa yang penuh penyerahan,

    ·         cinta kasih,

    ·         keadilan

    ·          pengampunan

    e.       Mengemban doa dalam hidup sehari-hari

    Sesuai dengan ajaran Yesus: Doa sebagai penghormatan terhadap kekudusan hari Tuhan, maka sudah sepantas sebagai umat beriman rajin ke Gereja mengikuti ibadat maupun perayaan Ekaristi merupakan cara yang tepat dalam mengemban doa dalam hidup sehari-hari. Selain doa bersama di KBG dan Gereja, doa juga merupakan bagian yang tak terpisahkan untuk menyampaikan ungkapan syukur atas kerja dan rahmat kehidupan yang telah dilalui dalam hari-hari hidup ini. Maka sudah sepantasnya, sebelum memulai dan mengakiri sebuah hari, kegiatan apa saja tetap berdoa kepada Allah untuk perlindunganNya bagi kita.

    Latihan

    Tuliskan sebuah doa sebagai ungkapan syukur atas anugerah Allah bagimu dan keluargamu melewati tahun yang lama dan permohonan untuk tahun yang baru menggunakan struktur doa yang telah dipelajari (sapaan, syukur,  permohonan dan penutup di buku latihanmu

     

     

     

     

     


    B.     YESUS YANG BERBELAS KASIH

     

     

     

     

     

     

     

     

     

    Kompetensi Dasar

     1.7. Beriman akan Yesus yang telah mengajarkan sifat dan sikap  yang baik.

    2.7. Jujur  dalam meneladani berbagai sifat dan sikap Yesus Kristus.

    3.7. Memahami  berbagai sifat dan sikap Yesus Kristus yang patut diteladani.

    4.7. Merencanakan aktivitas/ kegiatan sebagai perwujudan meneladan berbagai sifat dan sikap Yesus Kristus dalam kehidupan sehari-hari.

     

    Tujuan Pembelajaran

    Setelah melakukan pembelajaran siswa diharapkan mampu:

     1. Menjelaskan arti belas kasih

     2. Memiliki sikap bela kasih dalam hidup sehari-hari.

     3. Menjelaskan sikap seharusnya sebagai orang kristiani terhadap orang yang berbuat jahat kepada kita berdasarkan Kitab Suci (Luk 7:11-17).

     4. Meneladan sikap hidup Yesus yang penuh belas kasih dalam hidup sehari-hari berdasar Lukas 7:11-17.

    Materi

    a.    Arti Belas Kasih

    Kata Belas Kasih memiliki pengertian sebagai berikut:

    Belas artinya:  Perasaan iba atau sedih melihat orang lain menderita

    Kasihan artinya: rasa iba atau rasa belas kasihan

    Belas kasih artinya : sikap dasar manusia yang tergerak hatinya karena rasa kasihan atau perasaan iba untuk membantu dan menolong sesama, baik yang menderita atau yang membutuhkan bantuan

    Sikap belas kasih adalah : sikap belarasa, merasakan penderitaan orang lain sebagai penderitaan dirinya.

    b.   Sikap Belas Kasih Dalam Hidup Sehari-Hari

    Belas kasih bukan terutama menyangkut besar atau kecilnya bantuan yang diberikan. Bantuan yang besar tentu baik, tetapi hal yang terpenting adalah dalam sikap belas kasih adalah sikap belarasa. Kenyataan menunjukkan bahwa tidak semua orang kaya mempunyai sikap belas kasih, sebaliknya orang-orang miskin dan sederhana yang memiliki kepedulian dan berbelas kasih terhadap sesamanya, terutama yang lebih menderita dari diirinya.

    Setiap orang tentunya memiliki tujuan berbelas kasih yang berbeda-beda. Sebagian orang berbelas kasih karena memang benar-benar ingin membantu sesamanya yang membutuhkan dengan tulus hati atau tanpa pamrih, sebagian lagi orang menolong bukan dengan tulus tetapi ingin mendapatkan pengakuan dimasyarakat atau pujian.

    c.    Sikap Orang Kristen Terhadap Orang Yang Berbuat Jahat (Luk 7:11-17)

    Di dalam injil Lukas 7:11-17, tindakan Yesus  membangkitkan orang mati menjadi tanda:

    ·         Allah berbelas kasih dan peduli terhadap situasi manusia

    ·         Allah senantiasa melawat umatNya

    ·         Kabar yang memberi keselamatan dan kehidupan

    Jika Allah saja mampu berbelas kasih dan peduli terhadap situasi manusia maka sudah seharusnya manusia berbuat demikian terhadap sesama. Allah yang mau dating dan melawat manusia dalam perbedaan ruang dan waktu maka manusia sudah sepantasnya saling melawat, dan saling menolong untuk memberikan keselamatan dan kehidupan bagi sesamanya.

    d.   Teladan Sikap Yesus dalam Kehidupan Sehari-hari (Luk 7:11-17)

    Bagi orang Yahudi pada zaman Yesus, kemalangan, penderitaan dan kematian (apa lagi di usia muda) dipandang sebagai hukuman dari Allah atas dosa-dosanya. Tetapi Yesus tidak terbawa pandangan itu, sebaliknya Yesus mewartakan kerahiman Allah yakni, Allah yang peduli dan berbelarasa kepada orang yang tertimpa kemalangan, penderitaan dan putus harapan.

    Alasan mengapa Yesus berbelas kasih adalah:

    ·         Allah melihat kesengsaraan manusia

    ·         Kesengsaraan itu memuncak dalam kematian, keadaan inilah yang hendak disembuhkan oleh Allah

    ·         Kebangkitan dari kematian merupakan karya penyelamatan Allah

    ·         Kebangkitan dari kematian adalah hal yang dialami manusia sesuai kedatangan Yesus Kristus, Sang Kebangkitan dan Sumber Kebangkitan Hidup.

    Beberapa mukjizat dan pewartaan yang dilakukan Yesus sebagai bentuk wujud belas kasihNya terhadap manusia:

    ·         Membangkitkan Lazarus (Yoh. 11:33-44)

    ·         Orang Zamaria yang baik hati (Luk 10:25-37)

    ·         Berbelas kasih terhadap banyak orang (Mat 9:35-37)

    ·         Yesus membangkitkan anak muda di Nain (Luk 7:11-17)

    ·         Yesus Menyembuhkan Dua Orang Buta (Mat 20:34)

    Latihan

    Tuliskan teladan belas kasih yang kamu peroleh dari pewartaan dan mukjizat dari Yesus, menggunakan bahasamu sendiri dalam buku latihamu

     

     

     

     

     


    C.    Yesus Sang Pengampun

    Kompetensi Dasar

    1.7. Beriman akan Yesus yang telah mengajarkan sifat dan sikap  yang baik.

    2.7. Jujur  dalam meneladani berbagai sifat dan sikap Yesus Kristus.

     3.7.  Memahami  berbagai sifat dan sikap Yesus Kristus yang patut diteladani.

     4.7. Merencanakan aktivitas/ kegiatan sebagai perwujudan meneladan berbagai sifat dan sikap Yesus Kristus dalam kehidupan sehari-hari.

    Tujuan Pembelajaran

    Peserta didik mampu

    1.      Menjelaskan Arti Mengampuni

    2.      Menuliskan empat tahap dalam pemberian maaf pada seseorang.

    3.      Menjelaskan sikap mengampuni seturut teladan Yesus berdasarkan Kitab Suci (Matius 18:21-35).

    4.      Mengembangkan sikap mengampuni seturut teladan Yesus dalam hidup sehari-hari.

    Materi

     

     

     

     


                                       

    a)      Arti Mengampuni

    Ampun adalah : Pembebasan dari tuntutan karena melakukan kesalahan/kekeliruan

    Mengampuni adalah: Memberi ampun atau memaafkan kesalahan orang lain.

    Tidak  setiap orang yang melakukan kesalahan mau mengakui kesalahannya atau meminta  maaf. Dan juga tidak setiap orang mau mengampuni atau memaafkan orang lain yang telah berbuat salah terhadap dirinya.

    Faktor yang menghambat orang berani mengakui kesalahan atau memaafkan adalah:

    • Keinginan untuk mempertahankan harga diri atau wibawa
    • Karena merasa gengsi
    • Takut direndahkan dan dianggap remeh oleh orang lain

    Akibat apabila kita tidak mampu dan mau untuk memaafkan atau mengampuni kesalahaan orang lain dapat menyebabkan:

    • Hati Nurani kita menjadi tumpul, sehingga mengakibatkan kesalahan apapun dianggap biasa bahkan termasuk kesalahan besar yang daapt merugikan orang lain
    • Orang yang bersalah dapat menanggung rasa bersalah yang berkepanjangan
    • Tumbuh permusuhan, kebencian serta dendam

    Meminta maaf atau memberi pengampunan, sesungguhnya dapat menguntungkan baik bagi orang yang bersalah maupun orang yang telah dirugikan.

    Keuntungan apabila kita dapat mengampuni dan diampuni orang lain adalah:

    • Kita tidak akan mempunyai rasa dendam
    • Hidup terasa lebih nyaman dan tentram karena merasa tidak memiliki musuh
    • Terciptanya kerukunan dan hubungan yang erat sesama
    • Hati merasa lega karena tidak menanggung rasa bersalah yang terus menerus dan berkepanjangan
    • Membuat kita selalu bertindak hati-hati dan tidak meremehkan setiap masalah/kesalahan yang biasa dan sepele dll

    Dalam Injil Yohanes 8: 2-11, berkaitan dengan tindakan mengampuni ditegaskan bahwa:

    • Yesus tetap membela dan mengampuni perempuan yang kedapatan berbuat zinah dan akan dilempari batu
    • Tidak ada manusia yang sempurna
    • Setiap orang pasti pernah melakukan keselahan dan terhadap kesalahan itu Allah sendiri senantiasa mengampuni
    • Allah senantiasa mengampuni dengan member kesempatan kepada manusia untuk bertobat
    • Yesus meneladani sikap BapaNya, yaitu tidak bersikap mengadili, tetapi member kesempatan kepada perempuan itu untuk berubah dan tidak berbuat dosa lagi.

    Dalam Injil Yohanes 8: 2-11,Yesus yang mengampuni ingin menegaskan dengan menggambarkan Allah adalah :

    • Allah yang penuh belas kasih pada manusia berdosa
    • Allah Maha Rahim dan Pengampun artinya: Allahlah satu-satunya yang berkuasa mengampuni dosa
    • Dosa pada hakikarnya adalah melawan cinta kasih Allah, oleh karena itu Allah tidak membiarkan manusia terjerumus kedalam dosa.
    • Allah mencintai manusia yang berdosa tetapi Ia tidak mencintai dosa
    • Allah memberikan rahmat pertolongan kepada manusia agar mau bertobat mengakui dosanya
    • Allah yang penuh perhatian dan mencintai dengan berbelas kasih dan mau menerima kembali orang berdosa yang bertobat
    • Allah bukanlah allah yang keras, bukan Allah yang membalas dendam dan menyiksa.
    • Dengan pengampunan ini, Yesus menerima kembali kita untuk bersatu dengan Allah sebagai Bapa

    b)     Empat tahap pemberian ampunan

    Lewis B. Smedes dalam bukunya yang berjudul: Mengampuni dan Melupakan (Forgive & Forget) menuliskan 4 tahapan pengampunan atau pemberian maaf antara lain:

    1.      Krisis pemberian maaf

    Ketika seseorang menyebabkan anda sakit hati begitu mendalam dan secara curang sehingga tidak dapat melupakannya.

    2.      Membenci

    Selalu membekas dalam ingatan seberapa besar sakit hati dan pada saat itu juga tidak hilang harapan musuh itu baik-baik saja. Ada keinginan orang yang telah menyakiti kita menderita seperti kita.

    3.      Menyembuhkan

    4.      Cobalah melihat dengan “mata ajaib” orang yang menyakiti kita dengan pandangan yang baru. Kita telah disembuhkan dan menolak kembali aliran rasa sakit dan merasa terbebas kembali

    5.      Berjalan Bersama

    Mengundang orang yang menyakiti kita untuk kembali memasuki kehidupan kita. kedatangannya yang tulus membuat kita menikmati hubungan yang dipulihkan kembali

    c)      Sikap Mengampuni seturut teladan Yesus (Mat 18:21-35)

    Dalam Injil Matius 18:21-22, Yesus mengajak murid-muridNya untuk selalu mengampuni tampa batas.

    Dalam teks tersebut Yesus berkata kepada para MuridNya tentang pengampunan yaitu: “Bukan sampai tujuh kali, melainkan sampai tujuh puluh kali tujuh kali “

    d)     Mengenai pengampunan, Teladan Yesus yang perlu kita terapkan dalam kehidupan sehari-hari adalah:

    ·         Selalu berusaha membukakan “pintu maaf” dan pengampunan kepada sesama atau orang yang bersalah kepada kita

    ·         Mengajak sesama untuk selalu mengampuni orang yang bersalah seperti yang dilakukan Yesus pada murid-muridNya

    ·         Kita tidak boleh menghakimi sesama yang berdosa tanpa mawas diri terlebih dahulu, seolah-olah diri kita adalah yang paling suci dan paling baik

    ·         Kita diharapkan dapat meneladani sikap Yesus, sehingga tercipta kehidupan yang bahagia, rukun dan damai

    Latihan

    Tuliskan tahapan pengampunan menurut Lewis B. Smedes dalam buku latihanmu

     

     

     

     

     

     

     


    D.    Yesus Pejuang Kesetaraan Gender

     

     

     

     

     

     

     

     

     

     

     

    Kompetensi Dasar

     

    1.7. Beriman akan Yesus yang telah mengajarkan sifat dan sikap  yang baik.

    2.7. Jujur  dalam meneladani berbagai sifat dan sikap Yesus Kristus.

     3.7. Memahami  berbagai sifat dan sikap Yesus Kristus yang patut diteladani.

    4.7. Merencanakan aktivitas/ kegiatan sebagai perwujudan meneladan berbagai sifat dan sikap Yesus Kristus dalam kehidupan sehari-hari.

    Tujuan Pembelajaran

    Peserta didik mampu:

     1. Menjelaskan arti kesetaraan gender.

     2. Menyebutkan hal-hal yang dapat menyebabkan terjadinya pelanggaran kesusilaan di masyarakat.

    3. Menjelaskan sikap dan pandangan Yesus terhadap kesetaraan berdasarkan Yohanes 8:2-11.

     4. Mengimani bahwa Yesus adalah pejuang kesetaraan gender.

    Materi

     

    a.       Arti Kesetaraan Gender

    Setara atau Sederajat adalah: Situasi dimana seseorang diperlakukan sebagai pribadi yang bermartabat luhur, memiliki kemampuan yang khas dan khusus dan hal ini berlaku untuk semua orang tanpa kecuali.

    Gender adalah Jenis Kelamin

    Maka Kesetaraan Gender adalah: pandangan bahwa semua orang menerima perlakuan yang setara dan tidak dikriminasi berdasarkan identitas gender mereka yang bersifat kodrati

    Seseorang tidak boleh dianggap rendah hanya karena orang tersebut:

    • Perempuan
    • Kurang pandai atau bodoh
    • Miskin dan serba kekurangan
    • Bukan pemimpin
    • Karyawan biasa
    • Tidak memiliki jabatan atau kuasa dll

    Sebagai pribadi, siapan orang itu, darimanapun latar belakangnya mereka harus tetap dihargai dan dianggap penting.

    Masalah kesetaraan atau kesederajatan masih memerlukan perjuangan berat. Hal ini disebabkan oleh tata hubungan antar anggota masyarakat yang seringkali masih ditentukan oleh nilai-nilai lama yang terlalu feodalistik

    b.      Hal-hal yang menyebabkan pelanggaran kesusilaan di masyarakat

    Penerimaan seseorang terhadap orang lain ternyata masih banyak ditentukan oleh:

    • Kekayaan yang dimilikinya
    • Gelar yang disandang
    • Pangkat dan kedudukan yang sedang dijabatnya
    • Latar belakang sosial, ekonomi dan kehidupannya
    • Latar belakang pendidikannya dll

    Itulah sebabnya dalam masyarakat kita masih banyak terjadi adanya jurang pemisah atau gap-gap dan konflik

    Contoh konkret tindakan dalam masyarakat yang berkaitan dengan kurangnya penghargaan terhadap martabat manusia antara lain:

    • Mantan narapidana yang sekalipun sudah bertobat masih saja disingkirkan oleh masyarakat.
    • Masyarakat sering tidak mau menerima dan menghargai seorang wanita yang pernah terjerumus dalam Dunia hitam sebagai WTS dan  PSK walaupun sudah bertobat
    • Sulitnya menerima para pecandu Narkoba yang telah menyelesaikan masa rehabilitasinya, sehingga mereka seringkali terjerumus kelembah hitam untuk kesekian kalinya karena sikap masyarakat yang tidak menerima mereka dengan tangan terbuka.
    • Mengucilkan para penderita  HIV/AIDS, yang dianggap berbahaya dan harus dijauhi, padahal tidak semua penderita HIV/AIDS mengidap penyakit tersebut karena gaya hidup mereka, tapi ada beberapa kasus dari mereka yang mendapat penyakit tersebut karena ketidaktahuannya dan menjadi korban dari kelalaian orang lain.
    • Menjauhi, memusuhi seorang bekas pencuri, padahal jika hal tsb terus dilakukan ada kemungkinania akan semakin membenci masyarakat dan orang tsb akan bertambah nekat dalam melakukan kejahatannya.

    c.       Sikap dan pandangan Yesus Berdasarkan Yoh. 8:2-11

    Dalam peristiwa perempuan yang kedapatan bersina, terletak ketidakadilan gender yaitu bahwa perempuan  yang harus dihukum, sementara laki-laki tidak mendapat perlakuan yang sama. Pada persinahan dilakukan oleh laki-laki dan perempuan itu. Yesus tidak ikut-ikutan memfonis dan menghukum perempuan itu, tetapi ia memberikan kesempatan kepadanya  untuk bertobat dan memperbaiki kesalahan yang dilakukan.

     

    d.      Mengimani Yesus Sebagai Pejuang Gender

    Sebagai pengikut Kristus kita patut meneladani sikap Yesus yang tidak memfonis dan menghukum orang yang berbuat kesalahan, berusaha bijak dan memberikan kesempatan yang kedua kepada siapa pun yang melakukan kesalahan untuk bertobat dan memperbaiki diri

    Banyak orang yang tidak sadar bahwa dengan memojokkan, memberi “cap negatif”, atau menyingkirkan orang yang memiliki kekurangan, justru akan semakin menjerumuskan mereka kedalam kesengsaraan yang lebih hebat lagi.

    Bagi Yesus, masalah kesetaraan manusia bukan semata-mata masalah etika pergaulan. Yesus mengajak kita agar semua orang diperlakukan sebagai:

    • Pribadi yang berharga
    • Pribadi yang walaupun memiliki kekurangan dan kelemahan merupakan ciptaan Allah yang bermartabat luhur. (justru kepada orang-orang yang masuk dalam kelompok yang memiliki kelemahan dan kekurangan inilah, penerimaan kita seharusnya lebih baik lagi)

    Motivasi utama Yesus memperjuangkan kesetaraan adalah: Demi Kerajaan Allah. Adapun bagi Yesus,  wujud Kerajaan Allah adalah:

    • Bila manusia dapat hidup berdampingan sebagi saudara yang setara dalam martabat.
    • Dihadapan Allah semua orang sama
    • Manusia sama-sama diciptakan Allah dan dikasihiNya
    • Tidak boleh ada sesuatu yang dijadikan ukuran untuk membatasi persaudaraan

    Semasa hidup dan berkarya, Yesus berjuang keras menegakkan kesetaraan martabat manusia. Dalam Injil Lukas 19: 1-10, Perjuangan ini bagi Yesus merupakan perjuangan yang berat karena:

    • Ia harus berhadapan dengan masyarakat Yahudi
    • Ia harus menghadapi Orang Farisi dan Ahli Taurat yang cenderung menilai seseorang atas dasar pelaksanaan agama menurut ukuran mereka sendiri.
    • Kehadiran Yesus dirumah Zakheus yang dianggap sebagai orang berdosa karena dianggap najis dan patut dijauhi, merupakan batu sandungan
    • Bagi Orang Farisi dan Ahli Taurat tindakan Yesus ini dianggap merusak kesucian agama
    • Yesus tidak memperdulikan kedegilan hati Orang Farisi dan Ahli Taurat, sebaliknya Yesus menyatakan kepada mereka bahwa “Zakheus pun anak Abraham” artinya Zakheus mempunyai keluhuran martabat yang sama seperti  orang lain, maka iapun perlu diperlakukan secara adil

    Bentuk-bentuk kesetaraan manusia yang dapat diperjuangkan dalam hidup sehari-hari antara lain:

    • Mengkritisi tata hubungan dalam masyarakat yang masih jauh dari kesetaraan sebagaimana diperjuangkan oleh Yesus.
    • Kesetaraan dapat dilihat dalam hubungan antara laki-laki dan perempuan
    • Kesetaraan dapat diwujudkan antara majikan dan buruh dalam pekerjaan
    • Kesetaraan dapat ditampilkan dalam keluarga sendiri dll

     

    E.  Yesus Peduli Terhadap Penderitaan Sesama

     

     

     

     

     

     

     

     

     

     

     

     

    Kompetensi Dasar

    1.7. Beriman akan Yesus yang telah mengajarkan sifat dan sikap  yang baik.

     2.7. Jujur  dalam meneladani berbagai sifat dan sikap Yesus Kristus.

    3.7.  Memahami  berbagai sifat dan sikap Yesus Kristus yang patut diteladani.

    4.7. Merencanakan aktivitas/ kegiatan sebagai perwujudan meneladan berbagai sifat dan sikap Yesus Kristus dalam kehidupan sehari-hari.

    Tujuan Pembelajaran

     Peserta didik mampu

    1.      Pengertian Peduli

    2.      Membandingkan ciri-ciri  dari orang bersikap peduli dan tidak peduli.

    3.      Menjelaskan pentingnya sikap peduli terhadap penderitaan orang lain dalam hidup bersama.

    4.      Menyebutkan contoh-contoh kepedulian Yesus terhadap pen deritaan manusia.

    5.      Mewujudkan sikap peduli terhadap penderitaan sesama dalam hidup sehari-hari.

    Materi

     


                                    

    ·         Pengertian Peduli

    Peduli adalah: sikap tidak mementingkan diri sendiri, tetapi lebih mementingkan kepentingan bersama. Sikap peduli terhadap sesama tidak mungkin tumbuh dengan sendirinya tanpa membiasakan diri. Kebiasaan ini perlu dipupuk sejak dalam keluarga sekolah dan didalam masyarakat. Sikap kurang peduli lebih banyak disebabkab oleh sikap egoisme, yaitu ketika seseorang tidak lagi memikirkan nasib sesamanya dan lebih memikirkan dan mementingkan diri sendiri.

    ·         Ciri-Ciri Orang Yang Peduli dan Tidak Peduli

    Ciri-ciri Orang yang memiliki sikap peduli antara lain:

    ·         Peka terhadap keadaan sesame dan sekitarnya

    ·         Ringan tangan membantu sesame yang menderita

    ·         Tidak egois dalam banyak hal

    ·         Mudah tergerak hati untuk menolong sesama

    ·         Tidak malu dan canggung membantu dan menolong sesame

    Ciri-ciri orang yang tidak peduli:

    Peradaban moderen sekarang ini, banyak diwarnai dengan bertumbuhnya egoisme dan individualisme ,contoh:

    • Banyak orang yang kurang bahkan tidak peduli dengan sesamanya
    • Orang hanya memikirkan dirinya sendiri
    • Segala sesuatu dilakukan dengan ukuran yang asal menguntungkan dirinya sendiri, maka segala sesuatau yang tidak mendatangkan keuntungan tidak dilakukan.
    • Banyak orang bersikap kurang peduli terhadap sesama yang kekurangan spt: pengemis, masyarakat gembel dan orang miskin
    • Sikap tidak peduli terhadap lingkungan spt: tidak berani menegur sesama yang membuang sampah sembarangan, yang jika dibiarkan dapat menyebabkan banjir dan pencemaran lingkungan
    • Banyak kepincangan dalam masyarakat kita spt: orang miskin semakin miskin, orang yang menderita semakin sengasara, orang berdosa semakin jahat, dan orang yang kesepian semakin tidak menemukan sahabat.

    ·         ketidakpdulian juga menimpa keluarga-keluarga dizaman moderen ini spt: ketidak pedulian antar anggota keluarga yang menjadi penyebab utama keluarga berantakan (broken home)

    • ketidak pedulian dilingkungan sekolah spt: banyak anak drop out karena tidak ada yang membantu membiayai sekolah, lingkungan sekolah menjadi kotor karena siswa membuang sampah sembarangan dan beranggapan itu adalah pekerjaan pesuruh sekolah.

    ·         Pentingnya sikap peduli terhadap penderitaan orang lain

    Dengan selalu bersikap peduli terhadap sesama, maka menunjukkan bahwa kita masih memiliki suara hati. Karena suara hati merupakan tempat Tuhan bersuara untuk didengar, terlebih kehendak-Nya yang senantiasa mengajak kita peduli pada penderitaan sesama.

    ·         Contoh Kepedulian Yesus terhadap Penderitaan Sesama

    Dalam keseluruhan hidup Yesus, orang-orang yang menderita mempunyai tempat yang istimewa dalam hatiNya, bahkan menjadi prioritas dan perhatian dalam karyaNya. Yesus tidak pernah membiarkan seorangpun hidup menderita. Ia akan cepat tersentuh dan tergerak hatinya menyaksikan orang yang datang meminta bantuan untuk membantu dan memberikan pertolongan. Kepekaan dan kepedulian Yesus terhadap penderitaan sesama sedemikian besar, karena Ia selalu memandang dan mengasihi mereka sebagai anak-anak Allah yang bermartabat luhur. Maka demi menolong dan mengembalikan martabat tersebut, Yesus berani meruntuhkan aturan atau hukum yang mengekang kemanusiaan dan keIlahi-an. Tindakan inilah yang ingin dikembangkan dalam hidup bersama.

    Keteladan Yesus ini sungguh menuntun kita supaya bersikap seperti Yesus, berani berkorban dan peduli pada penderitaan sesama demi kesejateraan banyak orang dan terus belajar setia  atau taat kepada suara hati. Gereja beruntung karena memiliki orang-orang suci yang meneruskan karya Yesus tersebut seperti:

    ·         Ibu Teresa dari Calcuta

    ·         Rm mangun dari pinggiran Kali Code Yogyakarta

    ·         Paus Yohanes Paulus II

    ·         Tokoh Santo Santa yang dalam hidupnya tergerak dan terpanggil untuk melayani orang kecil, miskin, menderita dan tertindas dll

    BAB VI NILAI-NILAI DASAR YANG DIPERJUANGKAN YESUS

         Misi utama Yesus Kristus diutus Allah ke dunia adalah mewartakan dan mewujudkan Kerajaan Allah, yakni mewujudkan tatanan masyarakat di mana Allah merajai hidup manusia dan menaati-Nya, sehingga terciptalah dalam hidup manusia keadilan, perdamaian, kesederajatan antarmanusia, pengampunan, kebahagiaan, kasih dan sebagainya. Misi itu dilakukan oleh Yesus tidak hanya melalui kata-kata dan pengajaran, melainkan melalui tindakan nyata. Itu semua dilakukan bukan tanpa tantangan dan  rintangan, baik dari pribadi orang-orang yang mendengarkan dan melihat pengajaran dan tindakan Yesus, tetapi juga dari pejabat agama dan penguasa pemerintahan.

    A.      Kebebasan Anak-Anak Allah

     

     

     

     

     

     

     

    Kompetensi Dasar

    1.8.  Beriman akan Yesus yang memperjuangkan nilai-nilai Kerajaan Allah.

    2.8. Percaya diri dalam mewujudkan nilai-nilai Kerajaan Allah yang diperjuangan Yesus Kristus.

    3.8.  Memahami nilai-nilai Kerajaan Allah untuk mengembangkan hidup bersama.

    4.8.  Melakukan aktivitas (misalnya menemukan dan menuliskan ayatayat Kitab Suci/ menghias ayat Kitab Suci/ membuat motto)  yang berhubungan dengan nilai-nilai Kerajaan Allah demi hidup bersama yang lebih baik.

     

     

     

     

     

     

     

     

     

     


    Tujuan Pembelajaran

    Setelah melakukan serangkaian pembelajaran peserta didik mampu:

     1. Menjelaskan arti kebebasan.

    2. Menjelaskan pandangan Gereja tentang kebebasan anak-anak Allah beradasarkan Gaudium et Spes art. 17 dan Kitab Suci.

     3. Memaknai kebebasan sebagai anak-anak Allah dalam hidup sehari-hari.

     

    MATERI

                                     

    a.       Arti dan Fungsi Kebebasan

    ·       Arti Kebebasan

    Kebebasan dimengerti dari dua segi yaitu 1) bebas dari. Maksudnya setiap orang mendambahkan dirinya terbebas dari banyak hal misalnya: bebas dari rasa lapar, bebas dari sakit, bebas dari siksaan badan, bebas dari tempat yang sesak, dll. 2) bebas untuk. Maksudnya bebas untuk melakukan segala sesuatu yang baik dan berguna, misalnya bebas untuk menolong, mengeluarkan pendapat, berkreasi, beraktivitas.

    ·         Fungsi Kebebasan adalah  bahwa berkat kebebasan yang dimiliki setaip manusia tampil sebagai ciptaan Allah yang bermartabat luhur. Berkat kebebasan pula manusia dapat mengambangkan dirinya menuju kesempurnaan berkat pilihan yang dimilikinya.

    b.      Pandangan Gereja Tentang Kebebasan sesuai dalam Dokumen GS 17

    Pada dasarnya pandangan Gereja tentang kebebasan sesuai dalam dokumen Gaudium Et Spes art 17 adalah kebebasan yang bertanggung jawab.  Bahwa pada  dasarnya manusia secara kodrati telah dianugerahkan akal budi, hati nurani dan kehendak bebas, maka sudah menjadi hal mendasar bahwa tanggung jawab pribadi tidak dapat dipindahkan. Karena kebebasan sejati merupakan tanda mulia gambar Allah dalam diri manusia. Keputusan manusia diserahkan Allah sepenuhnya kepada manusia agar manusia sanggup mencari penciptanya dan mengabdi kepadaNya secara bebas mencapai kesempurnaan yang membahagiakan.

    c.       Setiap orang katolik percaya bahwa berkat wafat dan kebangkitan Yesus Kristus, kita telah dijadikan sebagai anak-anak Allah yang merdeka. Gereja melalui sakramen baptis mengangkat kita menjadi anak-anak Allah yang merdeka, bebas dari dosa dan melancarkan hubungan dengan Allah, terhindar dari kematian kekal dan dengan bebas pula melayani Tuhan dan sesame. Bagi orang yang telah dibebaskan oleh sengsara, wafat dan kebangkitan Yesus, tugas yang harus diemban selanjutnya adalah membebaskan sesame dari tindakan sewenang-wenang dan dari ketertikatan pada dosa yang mengakibatkan maut. Oleh sebab itu, jangan menggunakan kebebasan untuk hal-hal yang tidak berguna serta merusak masa depan.

    Latihan

    Jelaskan maksud dari pernyataan bebas yang bertanggung jawab dengan bahasa sendiri!

     

     

     

     


    B.       Sabda Bahagia

     

     

     

     

     

    Kompetensi Dasar

    1.8.  Beriman akan Yesus yang memperjuangkan nilai-nilai Kerajaan Allah.

    2.8. Percaya diri dalam mewujudkan nilai-nilai Kerajaan Allah yang diperjuangan Yesus Kristus.

    3.8.  Memahami nilai-nilai Kerajaan Allah untuk mengembangkan hidup bersama.

     4.8.  Melakukan aktivitas (misalnya Menemukan dan menuliskan ayatayat Kitab Suci/ menghias ayat Kitab Suci/ membuat motto)  yang berhubungan dengan nilai-nilai Kerajaan Allah demi hidup bersama yang lebih baik

    Tujuan Pembelajaran

    Peserta didik mampu

    1. Menjelaskan alasan setiap orang ingin hidup bahagia.

    2. Menjelaskan arti bahagia pada umumnya.

     3. Menjelaskan arti bahagia menurut Yesus berdasarkan Kitab Suci (Matius 5:1-12).

    4. Menyebutkan orang-orang yang disebut bahagia oleh Yesus.

    5. Menjelaskan maksud Yesus menyampaikan Sabda Bahagia dalam Kitab Suci (Matius 5:1-12)

    Materi

     


    a.       Alasan

    b.       

    a.     Setiap Orang Ingin Hidup Bahagia

    Setiap orang, baik dewasa maupun anak-anak ingin bahagia. Kebahagian dipahami sebagai pemenuhan semua keinginan hati tiap orang. Jika dilihat kembali pemenuhan kebahagian bergeser terus, manusia cenderung menginginakan sesuatu yang “lebih”. Hal itu terjadi karena manusia selalu ingin mencari kesempurnaan. Namun terkadang tujuan menjadi satu-satunya pegangann seseorang hingga kurang menikmati sebuah proses. Karena seperti ini maka setiap orang mengejar hal yang berbeda untuk mencapai kebahagian.

    b.      Arti Bahagia Pada Umumnya

    Bahagia atau kebahagiaan adalah suatu keadaan pikiran atau perasaan yang ditandai dengan kecukupan hingga kesenangan, cinta, kepuasan, kenikmatan, atau kegembiraan yang intens.

    c.       Arti Bahagia Menurut Mat 5:1-12

    Melalui sabda bahagia ini Yesus bermaksud menyatakan tiga hal, yaitu (a) Menyiapkan para murid-Nya untuk menghadapi dunia yang orientasi kehidupannya sangat berlainan dengan kehendak Allah, (b) Sabda bahagia me ngandung nilai eskatologis (akhirat/ akhir zaman), sebagai syarat masuk surga dan (c) Sabda bahagia merupakan hukum baru yang mengatur relasi manusia dengan Tuhan dan sesama yang didasarkan pada kasih.

    d.      Orang-Orang Yang Disebut Bahagia Oleh Yesus

    1)    Miskin di hadapan Allah (ay. 3): maksudnya bahwa mereka adalah orang yang memiliki sikap percaya secara mutlak dan berserah kepada Allah, dan bukan mengandalkan kekuatan hidup atas kekayaan, kekuasaan, prestise, dan sebagainya.

    2)     Berduka cita (ay. 4): maksudnya di sini adalah orang yang dalam penderitaannya tetap sabar, tetap setia kepada Allah dan tidak mudah putus asa.

    3)     Lemah lembut (ay. 5): maksud dari orang yang lemah lembut adalah orang yang dengan rendah hati, yang tidak mengumpat dan mengancam orang lain, tidak bereaksi keras bila dihina dan dilukai perasaannya.

    4) Lapar dan haus akan kebenaran (ay. 6): maksudnya adalah orang yang lebih mengutamakan kebuTuhan rohani demi terwujudnya Kerajaan Allah.

    5) Murah hati (ay. 7): maksudnya bahwa orang yang murah hati adalah orang yang mau mengampuni, sebagaimana Allah juga murah hati dan senantiasa mau mengampuni.

    6) Suci hati (ay. 8): maksudnya bahwa orang yang suci hatinya adalah orang yang dalam seluruh hidupnya mencintai dan mengabdi dan menyerahkan diri seutuhnya kepada Allah tanpa syarat.

    7) Membawa damai (ay. 9): maksudnya bahwa orang yang membawa damai adalah orang yang bekerja untuk meningkatkan atau menciptakan kesatuan, kerukunan dan cinta kasih persaudaraan sejati antarmanusia.

    8) Dianiaya oleh sebab kebenaran (ay. 11): maksudnya bahwa orang Kristen diajak untuk memperjuangkan kebenaran, sekalipun mereka mendapat berbagai pengaiayaan,  selalu setia kepada Kristus sekalipun mereka mendapat berbagai celaan dan pengaiayaan, sebagai bukti bahwa mereka mencintai-Nya.

    e.       Maksud Yesus Menyampaikan Sabda Bahagia

    Sabda bahagia mengandung dua aspek yang mengatur kehidupan manusia, yaitu, (Pertama) Aspek Iman (Matius 5: 3-6) mengandung pemahaman bahwa yang berbahagia adalah orang yang sepenuhnya menyandarkan hidup kepada Allah. Mereka itu adalah; (a) Orang miskin; bukan mereka miskin karena tidak memiliki harta benda, melainkan karena tertindas oleh orang kaya dan kuat. (b) Orang yang berduka cita; mereka mengharapkan penghiburan yang datang dari Allah (Yes 61: 1-3) (c) Orang yang lemah lembut; orang yang dengan rendah hati menantikan pertolongan dari Tuhan, Dan (d) Orang yang lapar dan haus akan kebenaran; mereka adalah orang-orang yang rindu dibenarkan oleh Allah (Mazmur 146: 7).  (Kedua) Aspek Sosial (Matius 5: 7-10) dari sudut sosial orang yang berbahagia menurut Yesus adalah: (a) Orang yang murah hati; artinya orang yang gemar berbuat kasih kepada sesamanya. (b) Orang yang suci hatinya: artinya orang yang sadarkan dirinya sebagai warga Kerajaan Allah dan siap melakukan kehendak-Nya. (c) Orang yang membawa damai; orang yang menciptakan suasana damai dalam masyarakat, Dan (d) Orang yang dianiaya karena kebenaran; artinya orang yang berjuang demi tegaknya kebenaran.

    Latihan Kebahagiaan Apa Saja yang ditawarkan kepada orang yang miskin, berduka cita dan lemah lembut

     

     

     


    C.      Kasih Yang Tak Membedahkan

    Kompetensi Dasar

     1.8. Beriman akan Yesus yang memperjuangkan nilai-nilai Kerajaan Allah.

    2.8. Percaya diri dalam mewujudkan nilai-nilai Kerajaan Allah yang diperjuangan Yesus Kristus.

    3.8. Memahami nilai-nilai Kerajaan Allah untuk mengembangkan hidup bersama.

     4.8. Melakukan aktivitas (misalnya Menemukan dan menuliskan ayat-ayat Kitab Suci/ menghias ayat Kitab Suci/ membuat motto)  yang berhubungan dengan nilai-nilai Kerajaan Allah demi hidup bersama yang lebih baik.

    Tujuan Pembelajaran

    Peserta didik mampu

    1. Menyebutkan contoh-contoh kasus perlakuan diskriminatif dalam masyarakat.

    2. Menceritakan sikap Yesus yang mencintai manusia tanpa pandang bulu berdasarkan Injil (Lukas 10:25-37).

    3. Menyebutkan contoh lembaga-lembaga yang berusaha melayani dan memperjuangkan kesederajatan martabat manusia.

    Materi

     


     

    a.       Perlakuan diskriminatif dalam Masyarakat

    Manusia, apapun ras, suku, agama, jenis kelaminnya memiliki martabat yang sama. Oleh karena itu, sepatutnya manusia hidup secara rukun tanpa membedakan antara satu dengan yang lain. Tetapi dalam kenyataannya, ketika orang melamar pekerjaan ditanya dulu: apa agamanya, dari daerah mana, dsb, bukan dilihat dari kemampuan atau keahliannya. Atau ketika berada di tempat tertentu oang berpakaian tertentu, atau berparas etnik tertentu dicurigai dan diperlakukan kurang manusiawi. Segala bentuk praktik hidup yang tersekat-sekat atau terkotak-kotak hendaknya segera diakhiri.

    Dalam pergaulan sehari-hari kita tentu melihat dan menemukan perlakuan diskriminatif dalam masyarakat yakni: perlakuan yang tidak adil terhadap para penyandang cacat atau difabel, kaum muda dianggap tidak dapat berbuat apa-apa, kaum perempuan tidak boleh berbicara di meja adat dsb.

    b.      Sikap Yesus yang mencintai sesama Luk 10:25-37

    Yesus hidup dalam suasana masyarakat Yahudi, di mana pada masa itu cinta yang terkotak-kotak masih berjalan dan dilaksanakan ditengah masyarakat Yahudi. Cinta diukur berdasarkan sekat-sekat misalnya; sedarah, seagama, segolong an, sepaham, status sosial yang tinggi, tidak mengritik pandangannya, dan sebagainya. • Sifat manusiawi, egoisme, mau menang sendiri, tidak mau direpotkan serta mau enaknya sendiri yang dimiliki seseorang masih cenderung lebih diutamakan, sehingga praktik hidup yang pilih-pilih dalam pergaulan juga masih sering terjadi. Seperti halnya yang dilakukan oleh seorang imam dan seorang Lewi dalam kisah yang disampaikan oleh Yesus. Yesus mengajarkan pada kita bahwa pada hakikatnya cinta (kasih)  itu sendiri selalu terarah pada orang lain. Kalau kita mengasihi orang lain, sesungguhnya kita harus berusaha bagaimana orang yang kita kasihi  itu bahagia. Tidak pandang bulu siapa orang itu, apa agamanya, keadaan ekonominya. Yang penting kasih yang kita berikan hendaknya terarah kepada semua orang dan menjadikan orang tersebut bahagia. Contoh cinta tanpa pengkotakan atau kasih yang tanpa membedakan yang dapat dilakukan remaja. Misalnya: berteman dengan semua orang dan tidak hanya berteman dengan teman tertentu saja, mau mendekati atau berteman dengan orang yang oleh teman lain dijauhi, mau terlibat kegiatan bersama teman tanpa pilih-pilih, membantu teman tidak hanya pada teman dekat saja melainkan kepada semua teman yang memerlukan bantuan.

    c.       Lembaga-lembaga yang berusaha melayani dan memperjuangkan kesederajatan martabat manusia misalnya: KPAPD, KOMNAS HAM, dsb

    Latihan

    1.      Jelaskan pengertian Kebebasan!

    2.      Jelaskan Pandangan Gereja tentang kebebasan anak-anak Allah sesuai GS Art 17!

    3.      Jelaskan Arti Bahagia pada umumnya!

    4.      Sebutkan 5 Contoh tindakan diskrimantif di masyarakat!

     

     

     

     

     


    BELAJAR BUKAN SOAL SIAPA GURU KITA DAN SEBERAPA INTENS IA BERSAMA KITA, TAPI SEBERAPA BESAR KETEKUNAN DAN KEMAUAN KITA UNTUK MEMPELAJARI HAL YANG BARU DAN MENERAPKANNYA.

  • You might also like

    Tidak ada komentar:

    Posting Komentar

Cari Blog Ini

Blog Archive

Diberdayakan oleh Blogger.

Text Widget

Pages

Unordered List

Recent Posts