Situasi Pandemi Covid - 19 yang melanda seluruh dunia, kurang lebih 2 (dua) tahun belakangan telah membawa dampak signifikan terhadap seluruh bidang kehidupan. Termasuk Dunia Pendidikan, data ini telah dirilis dalam riset yang dilakukan oleh Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset dan Teknologi (kemendikbud ristek) menunjukkan bahwa dengan adanya pandemi telah mengakibatkan kehilangan pembelajaran (Learning Los) baik Literasi dan Numerasi yang signifikan. Selain Learning Los, sesungguh Pandemi juga memunculkan cara belajar siswa yang baru. Pada masa Pandemi, ada berbagai cara dilakukan yakni Pembelajaran Jarak Jauh atau PJJ, juga ada kunjungan rumah, tatap muka terbatas dan cara-cara lain yang ditempuh oleh guru dan pihak sekolah dalam upaya mencerdaskan kehidupan bangsa. Siswa-siswi pun mendapat sebutan sebagai lulusan Pandemi Covid - 19. Bahkan semacam, suatu pemikiran bahwa lulusan ini, bukan lulus karena kemampuan tetapi karena keadaan.
Tidak dapat dipungkiri bahwa ada sebuah cara belajar baru yang sedang dipelajari oleh siswa-siswi saat pandemi. Bahkan hampir setiap orang tua menyediakan perangkat komunikasi berupa gawai, sebagai antisipasi PJJ tersebut paling tidak jumlahnya sesuai kepala keluarga. Karena adanya ketersediaan gawai, dan cara belajar yang ditawarkan beragam dan opsional, maka siswa-siswi kita mempelajarinya. Materi bisa diperoleh dari membaca, menonton dan mendengar.
Situasi ini kemudian berubah saat, siswa-siswi dikembalikan pada situasi pembelajaran normal apalagi dengan metode konvensional ceramah. Sebagai guru penulis mengalami hal itu, siswa-siswi terkesan kurang fokus, suka melamun dan bahkan keluar masuk kelas tanpa mempedulikan guru yang ada di depan kelasnya.
Situasi seperti ini, terus mengganggu penulis. Sebagai guru penulis perlu mencari jalan keluarnya. Pada saat memulai tahun pelajaran baru, seperti biasanya kami mengikuti kegiatan Kelompok Kerja Guru (KKG) dan Musyawarah Guru Mata Pelajaran (MGMP) tingkat kecamatan dengan menghadirkan narasumber Duta Rumah Belajar NTT 2021 atas nama Bapak Hironimus Lado, S.Pd. Dalam kegiatan ini, kami mendapatkan informasi tentang Portal Merdeka Mengajar dan Rumah Belajar. Kami dibimbing untuk mengakses PMM dan Rumah Belajar agar dapat mempelajari secara mendalam Kurikulum Merdeka. Hal ini memicu penulis untuk belajar, agar dapat mengaplikasikan di dalam pembelajaran di kelas. Selain itu juga penulis, mendapatkan informasi tentang pendaftaran Pembatik 2022.
Dari informasi yang penulis dapatkan penulis mulai mengakses Portal Rumah Belajar untuk mempelajari hal-hal yang baru bagi penulis. Kemudian berdasarkan analisa bahwa di kelas penulis butuh sebuah pembelajaran yang interaktif, maka penulis perlu membuat media pembelajaran. Dan dengan pelatihan yang penulis terima pada Level 1 hingga Level 3 penulis bersyukur karena penulis bisa menggunakan media pembelajaran sendiri di dalam kelas yakni menggunakan Media Pembelajaran Interaktif menggunakan Articulate Storyline. Articulate Storyline merupakan perangkat lunak untuk presentasi, layaknya microsoft powerpoint namun lebih komprehensif dan menarik.
Dalam pembelajaran yang lakukan, pertama-tama dimulai kegiatan pembelajaran dengan Doa, lalu mengkondisikan kelas dengan bermain ice breaking. Hal ini dilakukan untuk membangun kerja sama di antara mereka, juga karena keterbatasan perangkat. Kemudian membagi perangkat chromebook kepada siswa. Setelah menjelaskan tujuan kepada siswa, Kemudian siswa diminta untuk masuk ke Portal Rumah Belajar atau langsung ke link ini: https://belajar.kemdikbud.go.id/repos
setelah siswa masuk pada Link di atas, siswa diminta untuk memilih jenis File Website, Jenjang SMP dan mengetikan pada laman pencarian dengan kata kunci: Kemampuan dan Keterbatasanku, ini dimaksudkan agar siswa, langsung terarah pada materi pembelajaran. Mengingat bahan ajar ini belum mendapat proses kurasi. Siswa diarahkan untuk membaca petunjuk penggunaan media terlebih dahulu agar tidak keliru, hal ini merupakan bagian dari Literasi Digital yang penting bagi siswa. Setelah itu siswa menuju menu masuk untuk menonton Video Apersepsi 1 hingga selesai dan mengerjakan kuis 1. Lalu lanjut menonton video Apersepsi 2 hingga selesai dan mengerjakan kuis 2. Hal ini penulis lakukan untuk memantik siswa memiliki pemikiran untuk apa materi ini dipelajari. Selesai mengikuti kegiatan apersepsi, siswa akan menuju pada menu materi yang sudah disiapkan, dalam menu materi ini ada penjelasan materi dari guru, dan Video Animasi Kitab Suci yang sesuai dengan materi pembelajaran. Setelah itu lanjut pada kegiatan Asesmen, setiap jawaban dari siswa diambil gambar oleh guru untuk dianalisis sejauh mana pemahaman terhadap materi.
Kegiatan selanjutnya, yakni siswa diarahkan menekan tombol lanjut untuk menonton dan mempelajari materi pembelajaran, dalam materi ini guru menyampaikan pokok materi yang sesuai dengan alur tujuan pembelajaran dan capaian pembelajaran. Selanjutnya, siswa dapat menonton video animasi cerita Kitab Suci, tentang perumpamaan tentang Talenta.
Selain kegiatan Asesmen yang dilakukan menggunakan Articulate Storyline, penulis juga membuat kuis menggunakan aplikasi Quizizz, kali ini siswa sangat antusias, dan meminta kuis diulang lagi, padahal waktu pembelajaran telah selesai.
Dari kegiatan ini penulis dapat memahami bahwa, pembelajaran apa pun yang sulit, bahkan kurang disukai siswa apabila ada inovasi dalam pembelajaran yang menyenangkan dan interaktif maka siswa akan berbahagia dalam pembelajaran.
Menghadirkan teknologi dari sudut terpencil adalah tantangan tersendiri buat kita guru. Dan pa guru sudah membuktikannya. Terima kasih sudah menginspirasi siswa-siswi di sana.
BalasHapus